Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Bohongi Anak soal Seksualitas

Kompas.com - 09/04/2010, 08:02 WIB

Nama alat kelamin anak hendaknya disebutkan sesuai dengan nama ilmiahnya. “Sebutkan saja vagina dan penis. Kalau nama-nama ini sudah dikenalkan sejak kecil, begitu beranjak remaja, nama-nama itu tidak menjadi bahan tertawaan lagi,” paparnya.
Apa bedanya mata dengan alat kelamin? “Kita tidak menyebut mata sebagai bagian tubuh yang berkedip-kedip, kan? Nah, hal serupa harus diberlakukan pada anggota tubuh yang lain, termasuk alat kelamin,” jawab Clara.

Harus nyaman
Memberikan suasana nyaman kepada anak sangat penting dalam pendidikan seks. Rasa nyaman akan membuat anak tidak takut bertanya, apalagi takut dimarahi orangtua saat membicarakan seksualitas. Kalau orangtua belum tahu jawaban dari pertanyaan yang diajukan anak, katakan saja belum tahu.

Pada saat itu, diutarakan Clara, orangtua bisa mencari informasi sendiri atau malah bersama-sama dengan anak mencari jawaban yang benar melalui internet ataupun buku-buku. Intinya, orangtua tidak berbohong atau mengalihkan ke topik lain atas pertanyaan anak.

Clara menceritakan, tak jarang orangtua berbohong saat ditanya anaknya. Ada seorang ibu ditanya perihal kondom oleh anaknya yang baru duduk di kelas 5 SD, “Bu, kondom itu apa, sih?”

Kaget dengan pertanyaan tersebut, sang ibu tak tahu harus menjawab apa. Khawatir bila dijelaskan dengan tepat, ibu itu malah menjawab seperti ini, “Oh, itu kondominium yang lagi banyak dibangun.”

Jawaban ini lantas digunakan oleh sang anak untuk menunjuk kondominium dengan nama kondom. Anak itu pun lantas ditertawakan oleh teman-temannya. Akibatnya tentu buruk. “Anak merasa dibohongi ibunya,” tambahnya.

Daripada membohongi, lebih baik jelaskan saja perihal kondom itu. Katakan bahwa kondom merupakan alat kontrasepsi yang berguna untuk mengatur kelahiran.
Sebenarnya, dari topik kondom ini orangtua bisa menanamkan nilai-nilai moral kepada anak. Berikan pemahaman kalau kondom itu digunakan oleh orang yang sudah berumah tangga untuk mengatur kehamilan. Penjelasan lainnya juga bisa dimasukkan dari soal kondom tersebut.

Orangtua memegang peran utama dalam memberikan pendidikan seksualitas pada anak-anaknya. Ayah dan ibu sebaiknya menjelaskan soal seksualitas sebagai tim. Diskusi terbuka di hadapan anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, akan lebih baik.

Saran Clara, jadilah pendengar yang baik bagi anak. Dengan membuka diri, anak akan lebih terbuka kepada orangtua. Kalau ada informasi yang keliru, orangtua bisa meluruskannya. @ Diana Yunita Sari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com