Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Angka Kematian Ibu...

Kompas.com - 23/04/2010, 05:09 WIB

Adrienne Germain dari Koalisi Kesehatan Perempuan Internasional (IWHC) menegaskan keterkaitan antara kesehatan ibu dan pencapaian seluruh target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Artinya, AKI dan kesehatan ibu adalah indikator penting pembangunan.

Tak bisa direduksi

Menurut Adrienne, kesehatan reproduksi adalah satu paket dengan kesehatan seksual yang mencakup informasi dan edukasi yang komprehensif mengenai seksualitas, kontrasepsi, akses kepada aborsi legal dan aman, kesehatan ibu, diagnosis infeksi seksual menular dan HIV, kepedulian serta dukungan bagi korban kekerasan seksual.

”Jender adalah perspektif yang harus dipertimbangkan dalam upaya mencapai semua tujuan MDGs,” sambung Lies Marcoes, ”Ada soal relasi kuasa yang membuat tingkat kesehatan ibu buruk dan AKI sulit turun. Sayangnya, dalam MDGs, soal AKI dan kesehatan ibu terpisah dari isu jender.”

Ia menengarai, untuk waktu panjang soal kesehatan reproduksi direduksi sebagai penurunan jumlah penduduk. Akibatnya, rahim perempuan dianggap sebagai masalah. Perhatian pun hanya terbatas pada perempuan usia produktif, abai pada seksualitas remaja dan manusia lanjut usia, luput melihat siklus hidup.

Rezim koersi Orde Baru dalam Keluarga Berencana (KB) kini diambil alih korporasi industri farmasi ”Akses perempuan miskin pada fasilitas KB menyempit karena mahal. Tingkat drop out tinggi.”

Pada saat sama, ribuan perempuan terperangkap dalam kasus aborsi tak aman, yang menurut Rita Serene Kolibonso, wakil Indonesia dalam Komisi HAM ASEAN untuk Komisi Hak Perempuan dan Anak, menyumbang 10-50 persen AKI. Penelitian Yayasan Kesehatan Perempuan memperlihatkan lebih dari 70 persen kasus aborsi tak aman menimpa perempuan bersuami yang gagal KB.

Seluruh upaya meningkatkan kesehatan perempuan juga dihadang kekuatan untuk menyempitkan ruang pilihan perempuan. Ironisnya, semua itu tercakup dalam 154 peraturan daerah yang menggunakan moral agama tertentu.

”Wacana tentang masalah seksualitas juga terlihat mengalami kemunduran dibandingkan dengan 10 tahun lalu, apalagi sekarang ada fatwa NU tentang sunat perempuan dan kawin gantung,” ujar Lies. Jadi?(MH/NMP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com