Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habibie Merasa seperti Dihipnotis

Kompas.com - 23/05/2010, 06:44 WIB

“Pertanyaan saya singkat, “Apakah Anda sudah bicarakan dengan Bapak Presiden?” Ginanjar lalu menjawab, "Belum, tetapi keputusan itu sudah ditandatangani bersama sebagai hasil rapat kami di Bappenas dan sudah dilaporkan secara tertulis kepada Bapak Presiden melalui Tutut, putri tertua Pak Harto."

BJ Habibie kembali bertanya? "Mengapa harus begini? Saya juga bertanya kepada Ginandjar, siapa saja menteri yang tidak hadir? Ginandjar kemudian menyebut satu persatu nama menteri tersebut. Saya katakan, supaya hasil rapat disampaikan juga kepada mereka agar pendapat mereka bisa didengar," kata Habibie.

Setelah menerima laporan Ginandjar, Habibie meminta kepada ajudannya agar hari itu tidak diganggu. Namun, sekitar pukul 17.45, ajudan melaporkan bahwa Menteri Keuangan Fuad Bawazier terus mendesak untuk melaporkan sesuatu yang penting.

Melalui telepon Fuad Bawazier bertanya, "Apakah isu yang berkembang bahwa Pak Habibie bermaksud mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden, benar?" Saya jawab, "Isu tersebut tidak benar. Presiden yang sedang menghadapi permasalahan multikompleks, tidak mungkin saya tinggalkan. Saya bukan pengecut!"

Fuad Bawazier menjawab bahwa ia sendiri tidak yakin berita itu benar. Karena itu, ia ingin langsung mendengar penjelasan dari Habibie. "Kemudian saya balik bertanya kepada Fuad Bawazier mengenai rapat yang diadakan oleh Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita di Bappenas. Jika belum tahu, saya minta ia menghubungi Menko Ekuin untuk mendengar hasil rapat tersebut," ungkapnya.

Habibie kemudian berangkat ke kediaman Presiden Soeharto di Jalan Cendana. Sekitar pukul 19.30, ia tiba di Cendana, dan dipersilakan menunggu. Kebetulan ketika itu Soeharto sedang menerima mantan Wakil Presiden, Sudharmono. Habibie ditemani Siti Hediyati Prabowo, putri kedua Pak Harto, istri Prabowo Subianto, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Pada kesempatan itu ia bertanya, "Mengapa Prabowo yang sejak tiga hari saya cari tidak datang ke Kuningan? Apakah dia sedang berada di luar negeri?" tanya Habibie kepada Siti Hediyati Prabowo. Mendengar pertanyaan itu, Siti hanya mengatakan bahwa suaminya ada di dalam negeri.

Setelah itu Habibie dipersilakan masuk ke ruangan kerja Soeharto. Sambil membuka sehelai kertas besar berisi nama-nama anggota Kabinet Reformasi, Soeharto meminta agar Habibie mengecek ulang nama-nama tersebut.

"Kesempatan itu saya manfaatkan untuk mengusulkan beberapa perubahan. Karena ada perbedaan pandangan menyangkut beberapa nama, maka terjadilah perdebatan yang cukup hangat. Saya menyadari bahwa Pak Harto mempunyai alasan tersendiri yang sudah dia pertimbangkan. Sebaliknya saya juga mempunyai alasan yang rasional dan sesuai aspirasi masyarakat yang berkembang. Akhirnya, karena tidak ada titik temu, maka saya persilakan Pak Harto memutuskan apa yang terbaik karena penyusunan anggota kabinet adalah hak prerogatif presiden," ujarnya.

Akhirnya Kabinet Reformasi terbentuk. Tak lama kemudian, Soeharto memanggil Menteri Sekretaris Negara, Saadilah Mursyid, untuk segera membuat Keputusan Presiden mengenai Susunan Kabinet Reformasi yang baru saja dibentuk. Sesuai rencana, Kamis 21 Mei 1998 di Istana Merdeka, Presiden didampingi Wakil Presiden akan mengumumkan susunan Kabinet Reformasi. Selanjutnya, Jumat tanggal 22 Mei l998, para anggota Kabinet Reformasi dilantik Presiden Soeharto.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com