Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persaingan Pasar Benih Sayuran Ketat

Kompas.com - 04/07/2010, 15:50 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Persaingan memperebutkan pasar benih sayuran di Indonesia sangat ketat. Akan tetapi, potensi penjualan juga masih terbuka lebar. Nilai penjualan benih itu sekitar 60 juta dollar AS per tahun. Adapun nilai di Asia Tenggara mencapai 200 juta dollar AS per tahun.

Sales and Marketing Director PT East West Seed Indonesia Afrizal Gindow di Bandung, Minggu (4/7/2010), mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar karena iklim yang bagus, lahan subur, dan ongkos produksi masih tergolong rendah.

Setiap tahun, PT East West Seed Indonesia memproduksi sekitar 4.000 ton benih yang terdiri dari 153 varietas. Wilayah dengan distribusi terbesar yakni Jawa Barat dengan alokasi sekitar 1.000 ton.

Selain itu, pasar yang diincar adalah Asia. Afrizal menuturkan, PT East West Seed Indonesia menargetkan ekspor senilai 3 juta dollar AS pada tahun 2010. Angka itu meningkat dibandingkan tahun 2009 sekitar 2,5 juta dollar AS. Tujuan ekspor antara lain Malaysia, Filipina, Vietnam, China, dan Myanmar.

Benih yang diekspor misalnya tomat, cabai, jagung, terong, kangkung, labu, pare, dan selederi. Negara-negara kompetitor di antaranya Jepang, Taiwan, dan Thailand.

Tantangan produsen saat ini yaitu penggunaan benih bersertifikat. Petani perlu diajarkan untuk mengetahui benih bersertifikat dari nomor registrasi resmi Kementerian Pertanian pada kemasan. Kesadaran petani sayuran untuk menggunakan benih bersertifikat sudah cukup baik. Lebih dari 60 persen petani sudah menggunakan benih tersebut. Jumlah petani sayuran di Jabar sekitar 26.000 orang.

"Kalau di toko tidak ada benih, biasanya petani menunggu dulu. Mereka akan kembali kalau benih sudah ada," kata Afrizal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com