Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengontrol Kolesterol Kala Puasa

Kompas.com - 05/08/2010, 13:32 WIB

Duk! Duk! Duk! Begitu beduk terdengar, tak sabar rasanya ingin segera menyantap hidangan yang tersaji di atas meja. Hati-hati, lho!  Banyak lemak jahat dan gula-gula tak sehat bersembunyi di dalam hidangan berbuka puasa yang legit nikmat itu. Artinya, bahaya kolesterol yang tidak main-main.

“Kelebihan kolesterol dan menumpuk pada dinding pembuluh darah, akan mengakibatkan penebalan pada dinding pembuluh darah/ arterosklerosis, juga stroke . Selain itu, kelebihan trigliserida juga mengakibatkan penyakit jantung koroner,” ungkap Hersanti Sulistyaningrum, S.Gz , Kepala Instalasi Gizi Brawijaya Women and Children Hospital.

Awal Si Kolesterol Jahat

Sebenarnya lemak merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh. Sebagai sumber energi, sumber asam lemak esensial dan alat angkut vitamin larut lemak (A, D, E, K). Lemak juga berfungsi sebagai pelumas, pemelihara suhu tubuh, serta pelindung organ tubuh agar tetap di tempatnya (melindungi dari benturan dan bahaya lain).

Namun sayangnya, pada beberapa orang dengan gangguan metabolisme lemak  bisa terjadi hiperkolesterolemia (tingginya kadar kolesterol dalam darah) dan gangguan ini bisa menyebabkan penyakit kardiovaskuler.

Tingginya kolesterol dalam darah seringkali dikaitkan dengan kondisi seseorang dengan kekacauan metabolisme akibat hiperlipidemia (peningkatan kadar lipid) maupun hiperlipoproteinemia (peningkatan kadar lipoprotein). Ini disebabkan kolesterol dalam darah bergantung  banyaknya kolesterol yang dibawa oleh lipoprotein ke dalam darah.

Ada 4 jenis lipoprotein yang umum dikenal, LDL (low density lipoprotein ), VLDL (very low density lipoprotein ) dan HDL (high density lipoprotein ). LDL adalah lipoprotein yang dituding sebagai penyebab hiperkolesterolemia. Bila LDL tinggi dan HDL rendah, maka risiko serangan jantung meningkat.

Penyebab tingginya kadar kolesterol dalam darah disebabkan banyak faktor. Seperti, sindrom metabolik, diabetes melitus, hipotiroid, anoreksia, gangguan tidur, berat badan berlebih, faktor keturunan serta pola makan tinggi karbohidrat (terutama gula sederhana) dan lemak jenuh (terutama lemak trans).

Hanya sekitar 20 hingga 25 persen kolesterol dibentuk di dalam hati dan sedikit kolesterol yang diserap langsung dari makanan sehari-hari. Namun pola makan buruk juga menjadi pemicu dominan pada hiperlipidemia oleh faktor genetika.

Kolesterol vs Gemuk

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com