Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skrining Kanker ala Ubur-ubur

Kompas.com - 03/11/2010, 12:42 WIB

KOMPAS.com Semakin dini sebuah kanker dideteksi, makin besar peluangnya untuk sembuh. Sayangnya, mendeteksi kanker tidak mudah karena penyakit ini sering tidak bergejala hingga sudah mencapai stadium lanjut. Beruntung, para ilmuwan berhasil melakukan teknik skrining dengan mempelajari ubur-ubur.

Seperti diketahui, ubur-ubur mampu bercahaya di dalam perairan gelap berkat protein tertentu dalam binatang laut ini. Nah, sel protein yang mampu mengeluarkan cahaya ini kemudian coba dipelajari dan dipakai untuk menandai tumor yang berada di dalam tubuh manusia.

Sel kanker di dalam tubuh manusia cukup sulit dideteksi pada stadium awal. Bahkan, teknologi sinar-X sulit menembus jauh ke dalam jaringan, apalagi tulang, sehingga diagnosis terhadap kanker tulang yang sifatnya mikroskopik agak mustahil dilakukan.

Para ilmuwan dari Inggris mempelajari protein dalam ubur-ubur yang mampu berpendar. "Yang kami lakukan adalah memasukkan sel protein ubur-ubur ke dalam sel kanker manusia," kata Profesor Norman Maitland.

Dengan kamera khusus, protein itu tampak berpendar saat berinteraksi dengan sel-sel normal sehingga bisa ditemukan di manakah sel tumor bersembunyi. Metode ini dikembangkan dari riset yang dilakukan ilmuwan AS, Roger Tsien, yang meraih Nobel karena berhasil memurnikan protein yang membuat ubur-ubur bercahaya.

Riset yang dilakukan Maitland adalah menggunakan virus yang tidak berbahaya dan diset hanya untuk membawa protein masuk ke dalam tumor. Begitu virus ini berkembang biak, protein yang berwarna akan semakin banyak. "Begitu kamera dinyalakan, proteinnya akan mengembang sehingga kita melihat letak sel kankernya. Kami menyebut metode ini Virimaging," paparnya.

Ia menambahkan, Virimaging ini memiliki kemampuan 10 kali lebih baik daripada CT Scan dalam mendeteksi tumor. Meski demikian, penelitian teknik skrining ini masih dalam tahap awal sehingga belum bisa diterapkan terhadap pasien. Kita tunggu saja 5 tahun lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com