Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Bayi di Garut Tinggi

Kompas.com - 02/12/2010, 04:24 WIB

Garut, Kompas - Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) di Kabupaten Garut menghadapi kendala banyaknya bayi yang lahir dengan berat badan rendah. Bayi berat lahir rendah (BBLR) ini menjadi penyebab dominan kematian bayi. Faktor kemiskinan ditengarai menjadi akar utama persoalan tersebut.

Kepala Bidang Pembinaan Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Nani Sukanani, Rabu (1/12), mengakui, di Garut masih banyak bayi yang lahir dengan berat di bawah 2.500 gram. Bayi seperti ini sangat berisiko pada kematian.

Data menunjukkan, sampai Oktober 2010 terdapat 24 ibu melahirkan dan 189 bayi lahir yang meninggal di Garut. Sebanyak 66 bayi di antaranya lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram.

Kondisi bayi dengan berat rendah, apalagi yang lahir prematur, lemah. Terkadang bayi itu sulit menyusu kepada ibunya. Suhu udara Garut yang umumnya dingin berisiko membuat bayi hipotermia (di bawah 26,5 derajat celsius) sehingga kondisinya semakin buruk.

Menurut Nani, tingginya BBLR di Garut tidak bisa dipisahkan dari asupan gizi sang ibu selama kehamilan, bahkan sebelum menikah. Minimnya asupan gizi bisa berakibat pada rendahnya berat bayi.

Faktor asupan gizi ini, kata Nani, sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi sebagian besar masyarakat Garut yang berstatus miskin. ”Coba bayangkan, dari total penduduk Garut sekitar 2 juta jiwa, 832.000 jiwa di antaranya adalah penerima Jamkesmas dan sekitar 600.000 jiwa jadi peserta Jamkesda,” ujarnya.

Dia menambahkan, sekalipun pasangan usia subur memahami pentingnya asupan gizi, jika kemampuan ekonomi mereka terbatas, mereka tetap kesulitan memenuhi kebutuhan gizi.

Dokter di Puskesmas Bayongbong, Garut, Dwi Hadi Santoso, mengatakan, hampir separuh kasus kematian bayi di Bayongbong terjadi pada bayi dengan berat rendah. Dari 15 kematian bayi sampai September 2010, enam kasus di antaranya disebabkan BBLR.

Dwi berpendapat, meskipun besar kemungkinan minimnya asupan gizi menjadi penyebab BBLR, faktor aktivitas ibu, kondisi geografis, dan polusi perlu juga dipertimbangkan sebagai penyebab BBLR.

Metode kanguru

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com