Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelang Kesehatan Bermanfaat, tetapi...

Kompas.com - 05/01/2011, 09:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pertanyaan seputar manfaat gelang kesehatan tengah menjadi perbincangan menyusul pengakuan produsen Power Balance bahwa produk mereka tak memiliki cukup bukti ilmiah yang mendukung manfaat yang digembar-gemborkan selama ini.

Power Balance (PB) sebelumnya gencar mempromosikan bahwa gelang berbahan silikon disertai hologram itu dapat meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas tubuh pemakainya.

Walaupun mengakui PB tak memiliki bukti empiris yang cukup, produsen gelang itu juga mengklaim bahwa jutaan orang dari 30 negara telah merasakan manfaat gelang itu. 

Memang ada sebagian orang yang begitu yakin dengan khasiat gelang ataupun benda-benda serupa yang diklaim bermanfaat. Tubuh mereka seperti merasakan suatu perbendaan saat memakainya.

Akan tetapi, menurut pendapat dr Michael Triangto SpKO, ahli kedokteran olahraga, efek benda-benda seperti gelang atau kalung seperti ini terhadap tubuh sebenarnya hanya bersifat temporer sehingga manfaatnya tidak maksimal.

Memengaruhi ion

Triangto menjelaskan, benda-benda seperti gelang atau kalung kesehatan bekerja dengan cara memengaruhi ion-ion di dalam cairan tubuh. Sebagaimana diketahui, sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan dan di dalamnya terkandung elektrolit bermuatan listrik. Ion natrium dan kalium bermuatan listrik positif, sedangkan ion klorida dan fosfat bermuatan negatif.

Banyak produk yang beredar di pasaran saat ini memiliki mekanisme kerja serupa, tetapi memiliki bentuk luar berbeda. Sebut saja gelang metal, kalung, ruangan bermedan magnet, atau benda-benda yang memancarkan gelombang inframerah. Benda-benda seperti ini pada prinsipnya memengaruhi ion-ion dalam cairan dan membuat perubahan keseimbangan tubuh.

"Hal (ion-ion) inilah yang dapat dipengaruhi oleh medan magnet yang berada di luar tubuh kita. Akibatnya, akan terjadi perubahan keseimbangan di dalam tubuh pemakainya. Dan, hal inilah yang dipercaya sebagai sesuatu yang baik untuk kesehatan," papar dokter dari pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, ini.

Perubahan ini, lanjutnya, akan membuat tubuh lebih aktif dan sel-sel yang tidur menjadi bangun selayaknya orang yang berolahraga. Namun, perubahan ini hanya bersifat sementara karena tubuh akan kembali berusaha mencari keseimbangan baru.

"Oleh sebab itu, setelah beberapa waktu digunakan, ia tidak akan memberikan dampak perubahan apa pun," ia menegaskan. 

Penggunaan PB yang hanya berdampak temporer ini, kata Triangto, dapat dijelaskan dengan efek olahraga bagi mereka yang tidak melakukannya secara teratur.

"Hal sama akan terjadi pada seseorang yang biasa teratur berolahraga, yang tentunya dapat merasakan manfaat kesehatan yang dihasilkan. Tetapi, bagi yang melakukan olahraga tapi tidak teratur, tentu manfaat tersebut juga terbatas," paparnya.

Yang menjadi pertanyaan kemudian, sampai berapa berapa lama perubahan tersebut dapat bertahan atau dengan kata lain berapa lama benda-benda tersebut bisa memberikan dampak positif pada tubuh?

"Jawabnya, bergantung pada tingkat kesehatan dan kebugaran tubuh kita saat itu. Bila tubuh kita sehat dan kita telah terbiasa berolahraga secara teratur, perubahan tersebut hanya sebentar. Bahkan ada yang tidak merasakan perubahan apa pun.

Penjelasan untuk kejadian ini, kata Triangto, tubuh yang sehat dan bugar akan dengan mudah melakukan adaptasi dan mencari keseimbangan baru. Selain itu, jika berolahraga, tubuh cepat menyesuaikan diri dan mudah melakukan pemulihan dalam waktu singkat.

"Hal berbeda akan dirasakan oleh mereka yang kurang sehat dan kurang bugar. (Mereka) akan merasa sangat terbantu dengan keberadaan PB tersebut. Namun, sekali lagi saya ingatkan, dampaknya singkat dan temporer," tuturnya.

Triangto juga mengaku prihatin dengan perilaku masyarakat modern yang hanya menginginkan sesuatu secara instan, mudah, dan murah. Banyak warga masyarakat lebih tertarik membeli gelang ketimbang harus berolahraga teratur, yang memang menyita waktu. 

Padahal, untuk hidup sehat dan bugar, yang diperlukan adalah kerja keras dan olahraga teratur, konsumsi makanan sehat, istirahat cukup, serta pemeriksaan kesehatan secara teratur. "Itu adalah kunci utama untuk meningkatkan kualitas hidup yang baik,  bukan berasal dari gelang, kalung, batu, ataupun ruangan bermuatan listrik/magnet," ia menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com