Selain itu, sistem imun juga akan meningkat. Ketidaknyamanan seperti sakit perut, pilek, dapat segera hilang. Menurut Association of Infant Massage, pijat bayi membuat pencernaan bayi, sirkulasi darah, serta kekuatan otot menjadi lebih baik.
Nyeri perut mereka, nyeri pada gusi dan rahang selama proses pertumbuhan gigi juga akan berkurang. Pijat juga merangsang sistem imun. "Tentu saja ini sangat menenangkan bayi," ujar Lorraine Tolley dari The Guild of Infant and Child Massage.
Mengurangi stres
Bayi atau anak-anak yang secara berkala dipijat orangtuanya mempunyai kadar kecemasan dan hormon stres yang rendah. Studi di Touch Research Institute, University of Miami School of Medicine, AS, mengungkapkan, terapi sentuhan akan menurunkan kadar hormon stres kortisol, dan sebaliknya meningkatkan kadar serotonin dan dopamin yang berperan dalam menciptakan rasa nyaman. Pijatan juga diketahui dapat memperbaiki kualitas tidur bayi dengan cara menenangkan sistem saraf.
Dijelaskan penulis buku The Happy Child, Linda Blair, yang juga ahli psikologi klinis, pijat memiliki efek pada sistem limbik di otak di mana tersimpan emosi-emosi positif. Sentuhan yang rutin dilakukan itu akan menguatkan perasaan positif pada bayi. Ini memberikan rasa aman bagi bayi sehingga ia akan memiliki daya hidup yang lebih baik.
Meski demikian, ada waktu-waktu tertentu bayi sebaiknya tidak dipijat, misalnya bila bayi sedang mengalami demam, muncul ruam-ruam pada kulit tubuhnya, atau sedang mengalami masalah pada persendian. Bayi atau anak yang baru saja diimunisasi juga tidak boleh dipijat.
Bagi orangtua, proses memijat membuat Anda lebih bisa memahami si kecil sehingga mampu memberikan respons cepat terhadap apa saja yang diperlukan anak.
Sebuah studi di Queen Charlotte & Chelsea Hospital di London menyatakan, pijat bayi membuat orangtua lebih percaya diri atas kemampuan asuh mereka. Pijat juga membantu ibu lebih cepat pulih dari depresi setelah melahirkan. (E Saptorini)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.