Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Tanaman Padi Organik Bertambah Luas

Kompas.com - 25/01/2011, 04:30 WIB

Purwakarta, Kompas - Penerapan pola budidaya padi organik di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, semakin bertambah luas beberapa tahun ini. Pola organik dinilai tepat untuk mengatasi penurunan mutu lahan pertanian, akibat pemakaian pupuk dan pestisida kimia selama puluhan tahun. Penggunaan pupuk kandang, dedaunan, dan pestisida nabati ala petani organik juga menghemat ongkos produksi.

Paguyuban Petani Organik Purwakarta adalah motor perluasan pola organik di Purwakarta. Dalam lima tahun ini, luas sawah organik meningkat dari 24 hektar menjadi 120 hektar. Petani yang bergabung di kelompok itu pun bertambah dari 40 orang menjadi lebih dari 150 orang.

Sementara di Kelompok Tani Dewi Sri, Telagasari, Karawang, luas lahan semiorganik yang dikelola meningkat dari 10 hektar menjadi 30 hektar selama empat tahun ini. Bersama 68 kelompok lain di Karawang, Dewi Sri menerapkan pola budidaya system of rice intensification (SRI), yang juga memuat prinsip organik.

Menurut Ketua kelompok Dewi Sri, Akom Kartim, Senin (24/1), minat petani untuk beralih ke organik bertambah seiring meningkatnya kesadaran lingkungan.

Keuntungan lain yang dinikmati petani organik adalah harga jual beras lebih tinggi, Rp 10.000 per kilogram. Modal tanam yang dikeluarkan juga sekitar Rp 1 juta per hektar. Biaya itu lebih rendah daripada pola nonorganik yang lebih dari Rp 3 juta.

Serangan hama

Sementara itu, daerah sentra beras di Sumatera Utara, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Asahan, hingga Simalungun, beberapa bulan ini tanaman padi diserang penyakit kresek. Serangan ini mengakibatkan padi gagal mengalami proses fotosintesa dengan baik. Akibatnya, bulir padi tak berbuah sempurna.

Harga beras di tingkat penggilingan padi di Kota Tegal, Jawa Tengah, sejak tiga hari lalu mulai turun, menyusul dimulainya panen di daerah itu.

Di Jember, Jatim, petani kecewa karena harga pembelian pemerintah tak dinaikkan. Petani tak mungkin menikmati harga gabah lebih mahal daripada tahun lalu. (mkn/tht/bil/wie/sir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com