Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hipnoterapi, Memecah Kebuntuan

Kompas.com - 14/03/2011, 09:32 WIB

Untuk membantu kesembuhannya, Sutjipto mengikuti sesi hipnoterapi. ”Alhamdulillah hanya dengan empat kali terapi, saya bisa berdiri. Tangan saya yang semula kaku sudah bisa digerakkan,” ujarnya seusai mengikuti hipnoterapi.

”Saya heran, terapinya begitu saja kok hasilnya kelihatan. Saya berkeyakinan Tuhan telah menyembuhkan penyakit saya. Setiap kali terapi ada saja perkembangannya,” tambahnya.

Hari itu, Sutjipto hanya diminta untuk rileksasi, mengistirahatkan anggota badan, dan melatih kesabaran. Beberapa orang master hipnoterapi memberi dia semacam ”tenaga dalam”. Dia termasuk pasien yang mendapat terapi lebih lama dibanding klien lainnya hari itu.

Dia mengatakan, untuk terapi itu dia hanya membayar seikhlasnya saja. ”Tidak ada tarif yang dipatok, kok,” katanya tanpa menyebutkan jumlah uang yang dia keluarkan.

Menurut Seno, selama ini terdapat persepsi yang sempit tentang hipnoterapi. ”Selalu dikaitkan dengan industri hiburan atau kejahatan. Hipnoterapi bukan black magic, semua orang bisa melakukannya,” kata Seno. Hipnoterapi itu, tegasnya, seni berkomunikasi dalam bahasa verbal dan nonverbal. Salah satu metode hipnoterapi yang terkenal adalah regresi atau mencari akar persoalan seseorang dengan penelusuran masa lalu.

Seno bersama Purwono serta beberapa terapis lain mengembangkan metode sinergi antara hipnotis dan reiki. ”Ini kita sebut hypno-art theraphy karena sinergi dari beberapa energi penyembuh,” ujar Seno.

Dalam metode ini selain membawa seseorang ke alam rileksasi yang dalam, juga diperkuat dengan pemberian energi reiki untuk memberikan kesembuhan yang lebih holistik. Metode ini diharapkan bisa memecahkan kebuntuan persoalan medis dan psikosomatis yang banyak menghantui manusia modern.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com