Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nikmatnya Menjadi Petani Organik

Kompas.com - 15/06/2011, 02:23 WIB

Sesungguhnya sejak dulu petani Indonesia telah mengenal cara bertani seperti itu. Salah satu buktinya, menurut Uu, sejak dulu leluhur memperlakukan tanah dan padi sebagai induk dari kehidupan. Lahan sawah padi organik pun pantang ditaburi pupuk atau pestisida kimia.

”Kotoran sapi dan daun busuk punya unsur hara tinggi. Selama ini ada anggapan salah di kalangan petani. Mereka menganggap kalau mau panen banyak, harus mengutamakan kesuburan tanamannya. Padahal, yang terpenting adalah tanah. Kalau tanah subur, ditanami apa saja pasti tumbuh dengan baik,” katanya.

Dukungan daerah

Perkenalan Uu dengan padi organik berawal dari kegelisahannya dengan hasil panen petani yang tak maksimal pada 1999. Sebagai Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, ia harus memberikan alternatif baru cara tanam yang menguntungkan.

Setelah mengikuti beragam pengenalan yang diadakan Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, Uu yakin system of rice intensification (SRI) organik bisa memberi keuntungan bagi petani. Sejak tahun 2003 ia menetapkan padi organik sebagai program unggulan KTNA Kabupaten Tasikmalaya.

Namun, tak mudah mengenalkan metode ini kepada petani. Muncul pro dan kontra terkait penerapan cara tanam ini. Atas dorongan beberapa kawan, Uu terus maju dan meminta dukungan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dan Provinsi Jabar. Bupati Tasikmalaya dan Gubernur Jabar memintanya terus mengembangkan metode itu.

Pesertanya tidak hanya dari Pulau Jawa, tetapi juga dari berbagai daerah di Sumatera, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, hingga Sulawesi. Bahkan, Norman Uphoff, pakar padi organik dari Cornell University Amerika Serikat, pun berkunjung ke Tasikmalaya dan mengacungkan jempol atas hasil yang diraih petani di kabupaten ini.

”Mulai tahun 2004 hingga kini, bersama teman-teman petani organik, saya mempromosikan dan memberikan pelatihan bagi masyarakat. Ada pula sekolah singkat yang dikelola petani organik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Simpatik untuk menularkan cara bertanam padi organik,” katanya.

Petani mandiri

Khusus di Kabupaten Tasikmalaya, menurut Uu, lahan padi organik terus mengalami peningkatan. Kini ada delapan Gapoktan yang aktif melakukan penanaman padi organik. Rata-rata Gapoktan punya empat kelompok dengan anggota sekitar 25 orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com