Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Nuklir Bantu Dokter Intip Kanker

Kompas.com - 24/06/2011, 14:29 WIB

Ia menjelaskan, dahulu kedokteran nuklir di Indonesia merupakan yang terdepan di Asia Tenggara, tetapi kini terus mengalami kemunduran. "Kini kita berada di urutan paling bawah, jauh tertinggal," katanya yang ditemui seusai acara seminar.

Indonesia, imbuhnya, kini memiliki 15 pusat kedokteran nuklir, tetapi hanya beberapa yang memiliki kelengkapan alat. "Contohnya alat PET-CT yang merupakan indikator kemajuan kedokteran nuklir. Di Indonesia hanya ada dua rumah sakit yang memilikinya dan itu pun hanya di Jakarta," katanya.

Kedokteran nuklir, menurut dia, dimanfaatkan untuk tujuan yang baik demi pasien. "Penggunaannya pun dengan prinsip kehati-hatian dan dalam batas aman. Bahkan, tingkat radiasinya jauh lebih kecil daripada CT Scan," kata Guru Besar Universitas Padjadjaran Bandung ini.

Selain keterbatasan alat, tenaga dokter yang mendalami bidang kedokteran nuklir sendiri masih sedikit. "Saat ini saya mendidik 18-20 dokter, di luar beberapa yang sudah lulus," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com