Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Floral & Fruity, Tren Wewangian Saat Ini

Kompas.com - 28/07/2011, 18:39 WIB

KOMPAS.com - Seperti halnya fashion, parfum ternyata juga mengalami perubahan tren. Bila selama ini parfum beraroma bunga dan kayu-kayuan terhirup segar di segala tempat, saat ini aroma tersebut mulai berkembang ke arah bunga dan buah-buahan (floriental fruity).

Aroma bunga dan buah tersebut, seperti Anda duga, cenderung manis. Namun bila parfum yang kuno atau klasik menggunakan aroma manis dari balsam (tanaman beraroma) atau bensoil, manisnya aroma parfum saat ini diperoleh dari buah atau candy.

"Aroma manis dari buah akan memberi kesan lebih modern, dan karena manisnya diekstraksi dari buah makanya bisa awet dari top notes hingga base notes. Fruity memberi kesan fun, energetic, young, and healthy," tutur Jane Josephine, Senior Perfumer dari International Flavors & Fragrances Inc., Singapura, saat bincang-bincang mengenai tren parfum di Residence Lounge, Hotel Morrissey, Jakarta, Selasa (26/7/2011) lalu.

Perubahan tren parfum ini dipengaruhi oleh perubahan arah fashion, desain, selera, kecantikan, dan aroma. Faktor-faktor ini menjadi sangat berpengaruh, berkat peran Generasi Y (generasi yang lahir antara tahun 1978-1995) yang jumlahnya sekitar 72-76 juta orang. Mereka adalah generasi yang antusias dengan perubahan, dan yang saat ini mendominasi tren.

"Anak muda sekarang ingin menggunakan aroma yang memberi kesan mereka dewasa, tidak seperti usianya sekarang. Mereka ingin kesan yang lebih mature, seperti fruity, manis, atau permen; sensual tapi bukan yang berlebihan," ungkap Ma Lourdes C. Pua, Training Manager dari PT Luxasia Indonesia, distributor produk wewangian asing, dalam kesempatan yang berbeda.

Tentu ada banyak jenis bunga yang digunakan untuk dijadikan aroma parfum, namun yang menjadi tren saat ini menurut Jane adalah aroma melati, mawar, serta buah blueberry dan apel. Sedangkan menurut Lourdes, jenis bunga yang dipakai adalah memiliki aroma yang lebih intens, seperti iris, mawar, dan sambac jasmine. Bunga asal India ini tergolong sangat unik.

"Bunga ini hanya boleh dipetik pada jam-jam tertentu, saat aromanya sedang di puncak, dan harus memakai tenaga wanita yang sentuhannya lebih lembut saat memetiknya," tutur Lourdes, dalam obrolan bersama Kompas Female dan The Jakarta Post di Lobo Lounge, Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (26/7/2011) lalu.

Meski begitu, menurut Lourdes ada beberapa aroma klasik yang masih ngetren sekarang, yaitu musk dan amber, sandalwood (cendana), dan patchouli (nilam). Bila Anda perhatikan, patchouli memang hampir selalu digunakan dalam ramuan parfum, terutama di base notes (aroma yang akan terus bertahan hingga berjam-jam setelah dipakai) untuk parfum pria.

"Aroma floral di parfum cowok tetap ada unsur kayu-kayuan dengan sentuhan yang macho. Fruity sendiri adalah jembatan yang paling enak untuk menghubungkan aroma parfum," seru Jane, yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjadi perfumer di luar negeri.

Meski kesannya manis, banyak juga kaum pria yang menyukai aromanya. Hal ini memang kembali ke masalah selera. Sebaliknya, banyak juga perempuan yang menyukai parfum untuk pria, terutama yang memiliki campuran aroma bunga dan kayu-kayuan.

Jane menambahkan, aroma bunga memang menjadi yang paling menonjol dari sebuah parfum. Ibarat sebuah orkestra, biasanya ada instrumen yang menonjol, yaitu piano. Piano menciptakan melodi pada lagu. Dalam parfum, core melody-nya adalah floral. Bunga membuat karakter parfum menjadi klasik.

Selain karena perubahan fashion maupun selera, perubahan tren parfum juga ditentukan oleh pembuat parfum yang kebanyakan datang dari kalangan selebriti. Merekalah yang mampu meyakinkan para penggemarnya untuk merasakan sensasi wangi yang sama. Dan sesuai tren, saat ini selebriti cenderung menambahkan unsur buah-buahan dalam parfum mereka. Parfum keluaran Jennifer Lopez, seperti Glow, Still, atau Deseo, sebelumnya hanya mengangkat aroma floral. Kini, JLo menggunakan aroma buah-buahan dalam salah satu parfum terbarunya, Luxe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com