Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infeksi Bersama Virus Hepatitis dan HIV

Kompas.com - 31/07/2011, 03:04 WIB

Obat mahal

Kita bersyukur sekarang produsen obat paten juga sudah mulai menyadari bahwa obat mereka sulit dijangkau oleh masyarakat luas di Indonesia karena harganya amat mahal. Mereka juga berupaya untuk menurunkan harga. Harga lamivudin, obat hepatitis B yang semula sekitar Rp 900.000 telah turun hampir separuhnya. Namun, harga obat tersebut masih dirasakan mahal oleh masyarakat. Harapan masyarakat tentu harganya semurah mungkin. Jika harganya di bawah Rp 100.000, tentu cukup banyak yang dapat menggunakan mengingat obat ini perlu digunakan dalam jangka lama.

Obat interferon suntikan memang amat mahal. Apalagi bentuk baru obat ini dapat digunakan sekali seminggu. Namun, harganya mencapai seratus juta lebih untuk satu tahun. Padahal, obat ini perlu digunakan 6 bulan sampai setahun. Harga obat mungkin akan lebih murah jika obat tersebut dapat diproduksi di Indonesia. Namun, biaya investasinya mahal dan penggunaannya mungkin juga belum banyak.

Masalah hepatitis tak hanya di Indonesia, tetapi juga merupakan masalah di kawasan ASEAN. Mungkin ada baiknya dijajaki kemungkinan mendirikan pabrik interferon di ASEAN yang dapat digunakan bersama untuk terapi hepatitis di kawasan ini.

Dalam rangka Hari Hepatitis Sedunia, perlu diperhatikan agar penularan hepatitis dapat ditekan. Selain itu, diagnosis dan terapi hepatitis dapat dijangkau masyarakat. Kita berharap Kementerian Kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), serta industri farmasi di Indonesia dapat menjalin jaringan untuk menyediakan obat hepatitis yang lebih murah dan terjangkau.

Ibu hamil juga perlu tes hepatitis B karena penyakit ini dapat menular ke bayi. Bayi yang tertular hepatitis B dari ibunya risiko untuk menjadi kronik lebih besar. Karena itu, sejak tahun 1997 pemerintah telah memasukkan vaksin hepatitis B pada anak sebagai vaksin yang dibiayai oleh pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com