Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarang Cukur Ketiak Bikin Bau Badan

Kompas.com - 22/09/2011, 11:04 WIB

KOMPAS.com - Wewangian menjadi salah satu produk male grooming, dan kerap digunakan kaum pria untuk memberikan keharuman pada tubuhnya. Wewangian juga digunakan untuk menunjukkan kepribadian pria sebagai bagian dari gaya hidup kaum urban. Namun kemudian sering menjadi kesalah pahaman bahwa salah satu cara untuk menghilangkan bau badan yang paling simpel adalah dengan menggunakan parfum.

"Keinginan untuk tampil harum dan segar sepanjang hari sering disalahpahami kebanyakan orang bahwa dengan membawa parfum kemanapun mereka pergi itu sudah cukup. Padahal aroma tubuh yang timbul setelah beraktivitas seharian disebabkan berkembangnya bakteri penyebab bau badan yang tidak bisa diatasi dengan parfum saja," jelasVivi Tri Andari, HPC R&D Technical Management PT Unilever Indonesia, Tbk, saat launching Axe Provoke di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Selasa (20/9/2011) lalu.

Banyak orang berpendapat bahwa bau badan disebabkan oleh keringat yang berlebihan. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Keringat yang keluar dari tubuh manusia mengandung 99 persen air murni dan 1 persen garam, yang sebenarnya tidak menimbulkan bau badan. Yang menyebabkan bau badan adalah adanya aktivitas bakteri penyebab bau yang mengurai keringat dan mengeluarkan senyawa kimia tertentu yang menyebabkan bau badan.

"Keringatnya sendiri sebenarnya tidak menyebabkan bau badan. Karena keringat yang keluar dari dalam tubuh berguna untuk menyeimbangkan suhu tubuh yang panas setelah beraktivitas, sehingga berfungsi untuk mendinginkan tubuh," tambah Vivi. Selain karena aktivitas, keringat juga bisa keluar karena stres, ataupun emosi.

Keringat dihasilkan oleh dua kelenjar di dalam tubuh, yaitu kelenjar eccrine dan apocrine. Kelenjar eccrine yang berjumlah 2-5 juta kelenjar ini menghasilkan keringat, namun tidak berbau dan bening. "Keringat ini diproduksi sejak bayi, namun tidak terlalu banyak," tambahnya.

Kelenjar eccrine ini terdapat di seluruh tubuh, di antara lapisan lemak dan kulit. Sehingga ketika tubuh merasakan panas, emosi, atau stres, biasanya kelenjar ini akan memproduksi keringat dan keluar melalui pori-pori kulit, terutama di bagian telapak tangan, punggung, dan dahi.

Sedangkan kelenjar apocrine berada di sekitar perakaran rambut, seperti ketiak, folikel rambut, dan bagian vital manusia. Kelenjar inilah yang memproduksi keringat yang bisa berkolaborasi dengan bakteri penyebab bau badan, yang disebut bakteri cornyform.  Bakteri ini mengurai keringat yang keluar dari tubuh kemudian mengeluarkan senyawa hasil sekresi sehingga menyebabkan bau badan.

Ada banyak penyebab mengapa seseorang memiliki bau badan yang lebih menyengat dibanding orang lain. Yaitu, ukuran kelenjar apocrine yang lebih besar, kebersihan diri yang kurang dijaga, dan juga faktor berat badan. Kelenjar apocrine yang lebih besar menyebabkan produksi keringat yang lebih besar sehingga pembusukan bakteri lebih banyak terjadi.

Bau badan biasanya terjadi pada area ketiak. "Untuk mencegah bau badan, maka jagalah kebersihan diri terutama di bagian ketiak," tambah Vivi.

Rambut ketiak yang jarang dicukur juga berpengaruh pada bau badan. Bagian rambut yang tebal akan menghambat keluarnya keringat, sehingga penguapan tidak terjadi dan membuat area ketiak menjadi lebih lembab. Selain itu orang yang gemuk juga cenderung memiliki bau badan, karena keringat cenderung terperangkap dalam lipatan kulit.

"Untuk mencegahnya, tak cukup hanya parfum. Gunakan parfum yang mengandung deodoran atau anti-perspirant yang efektif untuk menghambat bakteri ini," ujarnya.

Baca juga:
Jangan Tutupi Bau Badan dengan Parfum
Ramuan Alami Mengurangi Keringat pada Ketiak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com