Di Indonesia, penyakit katarak saat ini masih menjadi penyebab kebutaan nomor satu. Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambah umur sehingga tidak dapat dicegah.
"Di Indonesia prevalesinya penderita katarak kurang lebih 1,5 persen. Jadi diperkirakan ada 3,5 juta orang yang menderita katarak," kata Dr. Bambang Sardjono, MPH selaku Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan.
Bambang mengatakan, setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk menderita katarak. Akan tetapi, untuk mereka yang mempunyai keluarga dengan riwayat penyakit katarak, risikonya sedikit lebih besar. Ia juga menegaskan bahwa operasi menjadi satu-satunya jalan untuk seseorang bisa sembuh dari penyakit katarak. "Vitamin dan antioksidan tidak banyak pengaruhnya untuk menyembuhkan penyakit katarak," ucapnya.
Jika dilihat secara geografis, Indonesia sebenarnya beruntung karena terletak di garis khatulistiwa dan cukup mendapat sinar matahari. Tetapi kondisi ini juga mempunyai dampak buruk khususnya bagi mereka yang kesehariannya terus terpapar sinar matahari, misalnya petani dan nelayan. "Mereka itu sering terpapar sinar ultraviolet. Untuk mengurangi risiko katarak, sangat dianjurkan untuk memakai topi lebar dan kacamata hitam," jelasnya.
Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak. Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun. Selain menghindari paparan sinar matahari, kecepatan berkembangnya katarak bisa ditekan dengan beberapa cara seperti menghindari kebiasaan merokok, menjalankan pola makan yang sehat dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayur dan
menjaga tubuh dari risiko penyakit degenartif seperti diabetes yang dapat memicu katarak.