Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati! Kosmetik Beracun Masih Beredar Luas

Kompas.com - 25/01/2012, 14:52 WIB
Muhammad Hasanudin

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com — Bagi kaum hawa, tampil cantik identik dengan kosmetik. Namun, jika tidak berhati-hati memilih kosmetik, bukan cantik yang didapat, melainkan maut yang mengancam.

Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Denpasar Corry Panjaitan mengakui, masih banyak kosmetik mengandung bahan berbahaya beredar luas di masyarakat. "Pasti masih banyak ada di toko kecil atau swalayan. Namanya masyarakat, perilakunya kita perlu mengawasi," ujar Corry disela-sela pemusnahan ribuan kosmetik, obat, dan makanan ilegal di Suwung, Denpasar, Rabu (25/01/2012) pagi.

Kosmetik yang mengandung bahan kimia berbahaya, seperti merkuri, dapat berakibat fatal terhadap manusia jika digunakan terus-menerus. "Bila obat-obatan yang mengandung bahan berbahaya tentunya dapat berakibat pada penyakit seperti kanker, ginjal, yang akan menyerang perlahan-lahan. Untuk dampak langsung dapat membuat wajah rusak dan sebagainya," papar Corry.

Balai Besar POM Denpasar selama ini telah melakukan pengawasan rutin di toko-toko penjual kosmetik, tetapi masih saja ada pedagang yang membandel demi mencari keuntungan lebih. Corry meminta masyarakat lebih waspada dan dapat membedakan mana kosmetik yang baik atau yang berbahaya. "Tolong dilihat izin edarnya, kemudian batas kedaluwarsa, dibaca peringatan yang tertera di produk," urainya.

Selain pembinaan, BPOM akan menindak tegas penjual atau distributor yang berulang-ulang tertangkap mengedarkan kosmetik berbahaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com