Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berperang Melawan Flu Burung

Kompas.com - 31/01/2012, 07:09 WIB

Virus influenza, termasuk flu burung dan H1N1-p, mempunyai struktur sama: 8 gen yang saling lepas. Virus ini sangat gampang bermutasi, baik dalam gen tersebut (drift) maupun antargen (shift). Mutasi drift biasanya dipicu oleh kondisi ekstrem, seperti perubahan cuaca, vaksinasi yang tak tepat, dan faktor inang.

Vaksin yang tak tepat bisa menyebabkan virus melompat ke inang lain, terutama manusia, sehingga hati-hati menggunakan vaksin flu burung pada hewan. Apalagi saat ini dunia dikejutkan pandemik flu oleh virus baru, H1N1-p, yang begitu cepat menyebar. Padahal, flu burung belum berhasil dikendalikan.

Jadi, saat ini di Indonesia tersebar virus influenza musiman (H3N2, H1N1), H1N1-p, dan flu burung (H5N1) hewan dan manusia. Kita ”biarkan” mereka hidup leluasa di Indonesia, berkoalisi (rekombinasi) antarjenis virus flu, bertukar gen satu dengan lainnya, sehingga menimbulkan aneka karakter virus.

Tidak aneh jika dunia khawatir dengan Indonesia. Kita tidak rela negara lain memanfaatkan virus flu burung Indonesia, tetapi kita juga tak melakukan apa pun. Kita perlu segera tahu, bagaimana karakter virus flu burung dari penderita terakhir dan bagaimana kemungkinan penularannya antarmanusia.

Meski beberapa pakar berpendapat tak mungkin virus flu burung menular antarmanusia, simulasi dengan berbagai model virus di lab berfasilitas keamanan tingkat tinggi (minimal BSL-3) perlu segera dilakukan.

Para peneliti di Avian Influenza-zoonosis Research Center- Universitas Airlangga (AIRC- Unair) telah meneliti pola virus influenza di lapangan dan di laboratorium. Tahun 2006, dilakukan mutasi ”buatan” pada virus H5N1 dari unggas di Indonesia tanpa koalisi.

Ternyata virus H5N1 unggas yang berkoalisi dengan H3N2 lebih virulen. Selama ini para pakar mengira virus H5N1 unggas akan beradaptasi pada mamalia, termasuk manusia, jika terjadi mutasi pada asam amino protein PB2, nomor 627 dan 701. Namun, para pakar dikejutkan struktur virus H1N1-p yang mampu beradaptasi tanpa mutasi 627. Mungkinkah ada mutasi serupa pada flu burung yang menginfeksi hewan ataupun manusia?

AIRC-Unair bersama Tim Universitas Tokyo melacak virus H1N1-p dan virus H5N1 pada hewan tahun 2011. Dari 1.607 sampel ayam sehat ditemukan delapan ayam positif membawa virus H5N1. Ayam sehat tetapi positif flu burung tersebut berada di Riau, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Keseluruhan struktur virus yang berhasil diisolasi tahun 2011 lebih dekat dengan virus bebek dari Yogyakarta 2007. Virus H5N1 ayam di Indonesia sangat variatif. Ini berpengaruh pada keberhasilan vaksin yang digunakan. Kementerian Pertanian telah menetapkan master seed vaksin yang akan digunakan mulai 2012.

Dari serosurvei antibodi (zat kebal) anak-anak Indonesia berumur 10-11 tahun terhadap virus H1N1-p, 66,9 persen memiliki antibodi tanpa ada riwayat sakit. Artinya, anak-anak Indonesia secara alamiah terinfeksi virus H1N1-p tanpa gejala sakit dan sebagian besar mampu menimbulkan antibodi. Ini berbeda dengan anak seumur di Jepang, 75,6 persen memiliki antibodi dengan gejala sakit influenza jelas.

Penularan antarmamalia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com