Kompas.com - Di atas usia 3 tahun pada umumnya anak-anak sudah tidak mengompol lagi. Bagaimana bila balita Anda masih sering mengompol? Mungkin karena selama ini ia mengalami sembelit alias sering susah buang air besar.
Sekitar 15 persen anak berusia di atas 3 tahun di Amerika Serikat masih sering mengompol saat tidur. Menurut data American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, kebanyakan yang sering mengompol adalah anak laki-laki.
Kaitan antara mengompol dengan kesulitan BAB itu dibuktikan dalam riset yang dilakukan oleh Dr.Steve Hodges, ahli urologi anak dari Carolina, AS. Dalam risetnya ia meneliti 30 anak dan remaja yang masih mengompol. Ternyata di bagian rektum anak-anak itu menggelembung akibat feses.
Setelah diterapi dengan pemberian obat pelembut tinja dan pencahar, sekitar 25 dari 30 anak-anak dan para remaja itu tidak lagi mengompol dalam masa 3 bulan penelitian.
Menurut Hodges, sebenarnya kaitan antara mengompol dan sembelit sudah sejak tahun 1986 diungkapkan. Namun hal itu belum juga mengubah cara dokter mengatasi kondisi ngompol.
"Selama ini sembelit pada anak belum didiagnosa dan diatasi. Hal ini mungkin karena para orangtua belum mengetahui bahwa anaknya mengalami sembelit," katanya.
Ia menjelaskan, sisa-sisa tinja yang tertinggal di rektum karena proses BAB tidak tuntas akan menyebabkan rektum membesar dan menekan kandung kemih. "Akibatnya anak jadi sulit menahan urin," katanya.
Sembelit merupakan ketidakmampuan mengeluarkan tinja secara sempurna. Biasanya ditandai dengan tinja yang keras. Untuk mengetahui apakah anaknya menderita sembelit atau tidak, Hodges menyarankan agar para orangtua sesekali melihat tinja anaknya.
"Jika tinja anak keras dan ukurannya lebih lebar dari 2 sentimeter, itu bisa menjadi tanda anak mengalami konstipasi. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.