Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Obat Penenang yang Bikin Whitney Meninggal ?

Kompas.com - 15/02/2012, 17:20 WIB

 

oleh :  dr. Andri,SpKJ *

Kematian Whitney Houston yang dijuluki "Queen of Pop" benar-benar mengagetkan banyak pihak terutama para pecinta musik dan lagunya di dunia. Sampai saat artikel ini dibuat, saya masih melihat wall beberapa teman di facebook dipenuhi oleh link lagu-lagu hits dari Whitney yang dibawakan dari era 80an sampai 90an. Kematiannya yang mendadak memang membawa kabar duka terutama bagi penggemarnya. Apalagi jika dikaitkan dengan kebiasaannya di tahun-tahun terakhir ini yang dipenuhi oleh berita tentang ketergantungannya akan kokain.

Walaupun proses toksikologi dari pemeriksaan jenazah belum usai dilakukan, banyak rumor mulai beredar bahwa Whitney meninggal karena mencampur sejenis obat penenang yang bernama Xanax dengan alkohol. Dikatakan pada saat ditemukan posisi Whitney yang sepertinya tenggelam di dalam bathtub awalnya diduga karena tenggelam, tapi uji sementara mengatakan tidak ada air di dalam paru-parunya. Ini menandakan kalau Whitney sudah meninggal lebih dulu sebelum tergeletak di bathtub. Pada tulisan ini saya akan mencoba sedikit membahas tentang obat yang disebut-sebut berperan dalam kematian Whitney Houston ini.

Xanax dan Alkohol

Xanax adalah merk dagang untuk obat golongan benzodiazepin yang bernama generik ALPRAZOLAM. Alprazolam adalah salah satu obat anticemas yang paling banyak diresepkan dan sayangnya paling sering disalahgunakan. Indikasi utama obat ini adalah untuk gangguan cemas panik terutama saat serangan panik.

Pada prakteknya, banyak dokter meresepkan ini bukan hanya untuk gangguan cemas panik tetapi juga pengobatan kondisi cemas lainnya dan juga insomnia. Alprazolam termasuk golongan obat benzodiazepin yang memiliki waktu paruh pendek. Artinya, obat ini cukup sebentar berada dalam darah manusia setelah dimakan.

Waktu paruhnya termasuk metabolitnya berkisar antara 8-15 jam. Pada prakteknya, efek obat ini sudah hilang dalam 3-4 jam saja. Keadaan ini membuat potensi ketergantungan akan zat ini juga semakin besar. Obat ini tidak disarankan dikonsumi lebih dari beberapa minggu. Biasanya, di praktek disarankan memakai obat ini tidak lebih dari 4 minggu, bahkan ada beberapa anjuran tidak memakainya lebih dari dua minggu. Alprazolam dan alkohol sebenarnya mempunyai sifat yang sama yaitu sebagai depresan untuk sistem saraf otak.

Maksud dari Depresan ini adalah bahwa obat ini memperlambat sistem saraf otak yang hasilnya adalah ketenangan yang didapat. Alprazolam yang bekerja di sistem Glutamat Amino Butiric Acid (GABA) mempunyai sifat sebagai sedatif, artinya sifat obat ini menenangkan. Sedangkan Alkohol juga mempunyai sifat yang sama yaitu menenangkan. Kedua zat ini tidak pernah dianjurkan untuk diminum bersamaan.

Bahkan seseorang yang sedang dalam terapi pengobatan dengan obat alprazolam tidak disarankan untuk minum alkohol selama pengobatan walaupun tidak berbarengan saat minumnya. Hal ini karena jika diminum bersamaan maka efeknya bisa berkali lipat dari efek yang diharapkan sebenarnya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa obat benzodiazepin termasuk alprazolam dalam dosis besar atau dosis yang dilipatgandakan karena interaksi dengan obat lain akan membuat potensi lebih besar lagi dalam menekan sistem pernapasan di otak.

Jika melihat adanya riwayat pengobatan paru-paru (yang dikatakan penyakit emfisema) oleh beberapa media tentang Whitney Houston, bisa saja terjadi kondisi pemakaian alprazolam dan alkohol membuat pernapasannya menjadi tertekan yang membuat kondisinya menjadi membahayakan apalagi dengan adanya riwayat gangguan paru tersebut.

Apa yang saya tuliskan di atas adalah hanya asumsi berdasarkan pemberitaan di media terkait dengan apa yang dialami oleh mendiang Whitney Houston. Apa yang sebenarnya terjadi di balik kejadian ini kita nantikan saja laporan resmi dari pemerintah di sana. Pesan saya, berhati-hatilah memakai obat penenang dan alkohol. Jika memakai obat anticemas golongan benzodiazepin harusnya dalam pengawasan dokter bukan mencoba mengobati diri sendiri dengan membeli obat di apotek-apotek nakal yang masih menjual obat-obat jenis ini tanpa resep dokter.

Salam Sehat Jiwa

* Psikiater Bidang Psikosomatik Medis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com