Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut pada Kanker Memicu Kematian

Kompas.com - 06/03/2012, 16:49 WIB

Kompas.com - Banyak orang yang merasa takut terhadap kanker, karena menganggapnya sebagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Ironisnya, rasa takut itu membuat mereka tak mau menemui dokter untuk mengenali ada tidaknya gejala kanker.

Padahal kenyataannya, meski tak bisa diingkari kanker sebagai penyakit yang serius, namun harapan hidup penderita kanker semakin besar, apalagi jika kanker ditemukan pada stadium dini.

Survei yang dilakukan oleh Cancer Research di Inggris terhdap 2000 orang menemukan sekitar 40 persen responden memilih untuk menunda pemeriksaan gejala kanker karena khawatir dokter mendiagnosa adanya kanker.

"Laporan studi itu menunjukkan masih banyak yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pengenalan masyarakat pada gejala awal kanker," kata Profesor Peter Johnson dari Cancer Research.

Ia mengatakan, jika pasien didiagnosa ketika kanker masih berada di stadium awal dan belum menyebar, makin besar peluangnya untuk diobati. Bahkan dengan berkembangnya prosedur skrining kanker saat ini, banyak kanker kanker yang terdeteksi dini bisa disembuhkan.

Hampir tigaperempat responden yang disurvei mengatakan tidak mengenali gejala-gejala kanker seperti rasa nyeri, batuk, atau masalah pada kandung kemih dan perdarahan.

"Tentu saja kita semua takut mendengar vonis terkena kanker. Tetapi harus disadari bahwa menemukan penyakit ini pada stadium awal memberi harapan kesembuhan yang besar," katanya.

Pencegahan yang bisa dilakukan selain melakukan pola hidup yang sehat adalah mengamati adanya perubahan dalam tubuh yang tidak normal lalu memeriksakannya pada dokter. "Memang tidak semua perubahan pada tubuh adalah kanker, tapi jangan mengambil risiko," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com