JEMBER, KOMPAS -
Ketua Koperasi Lestari Jember Edi Suryanto, Minggu (22/7), di Jember, mengatakan, petani yang gagal panen adalah anggota koperasi. Mereka memperoleh kredit untuk menanam cabai dari bank yang disalurkan melalui koperasi.
Selama satu musim ini petani yang tergabung dalam Koperasi Lestari Jember memperoleh pinjaman modal sebesar Rp 7,5 miliar. Biaya setiap hektar tanaman cabai merah, mulai dari pengolahan lahan, pemupukan dan pemberantasan hama, sampai petik sekitar Rp 50 juta.
Bantuan kredit yang diberikan perbankan, kata Edi, sudah berlangsung sejak tiga tahun terakhir. Jika tanaman cabainya tak gagal panen, selama satu musim tanam petani cabai bisa memperoleh uang hingga Rp 75 juta per hektar.
”Petani yang gagal panen mengajukan permohonan penundaan pelunasan utang hingga tahun depan,” kata Edi lagi.
Mahmud, petani cabai di Desa Ampel, Kecamatan Wuluhan, Jember, mengaku, tanaman cabai seluas sekitar satu hektar miliknya rusak. Kondisi tanaman itu sulit ditolong sebab terendam air terlalu lama. Ia memastikan gagal panen pada musim ini sehingga meminta penundaan pelunasan utang.
Edi meneruskan permohonan petani anggota koperasi itu kepada bank. Perusahaan makanan dari Jakarta, yang menjadi mitra petan,i sudah melihat kondisi cabai yang gagal panen. Petani sebenarnya sudah terikat kontrak dengan perusahaan.