Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukber, Kemeriahan Milik Semua

Kompas.com - 06/08/2012, 10:37 WIB

Sebelum ceramah agama yang dibawakan Ustaz Solmed, pembawa acara memandu anak-anak meneriakkan yel-yel. ”Are you ready...? Anak-anak pun menjawab, ”Ready, Ustaz!”

Ustaz Solmed pun muncul dengan jubah berwarna merah, dan berceramah. Ketika tiba saat berbuka, aneka makanan hasil racikan chef hotel disuguhkan kepada anak-anak yatim piatu dan kaum duafa ini.

Acara bukber juga jadi tradisi sejumlah kedutaan besar (kedubes) negara sahabat di Indonesia, salah satunya Kedubes Inggris. Asisten Media dan Komunikasi Kedubes Inggris Putri Wulan Tary menuturkan, Kedubes Inggris memandang acara buka puasa bersama sebagai kultur khas masyarakat Indonesia.

”Di Indonesia acara buka puasa bersama lebih ke momen sosial, tidak hanya yang berpuasa atau Muslim yang bisa ikut hadir, tetapi siapa pun. Itu sangat menarik bagi orang Inggris. Karena itu, acara buka puasa bersama tergolong agenda penting yang dipersiapkan serius,” ujarnya.

Kamis lalu pun kediaman resmi Duta Besar Inggris di kawasan Taman Suropati ramai oleh tamu undangan bukber. Halaman belakang disulap menjadi function hall, semacam ruang untuk berkumpul. Sementara ruang makan dijadikan mushala, lengkap dengan sajadah dan mukena.

Jaring isu

Acara bukber juga strategis untuk mengakomodasi bermacam-macam kepentingan. Pejabat dan instansi negara tak ketinggalan menggelar acara bukber, juga para politisi.

Selama bulan Ramadhan, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo—kerap dipanggil Foke—yang juga calon gubernur (cagub) pada pemilu kepala daerah tahun ini, bukber keliling setiap hari. Seusai berbuka di satu lokasi, ia melanjutkan dengan Tarawih di lokasi berbeda.

”Menghadapi putaran kedua. Saya titip itu saja. Niat saya jadi gubernur baik. Doakan saya,” ujar Foke di acara bukber anggota Koperasi Wahana Kalpika, di Pulogadung, Rabu (1/8).

Cagub DKI Jakarta lainnya, Joko Widodo—biasa disebut Jokowi—melewatkan lebih dari sepekan pertama Ramadhan untuk umrah. Jumat lalu ia diundang Kelompok Diskusi Indovasi bentukan alumni Institut Teknologi Bandung untuk bukber pertama di Jakarta. Namun, mendadak ia mengabarkan baru bisa tiba di tempat acara sekitar pukul delapan malam.

”Jokowi ketahan di Lenteng Agung. Ya, kami tunggu saja. Malah nanti bisa diskusi sampai malam sama Jokowi. Kayaknya bakal banyak bahas infrastruktur nih, kami di sini kan kebanyakan engineer,” ujar Adam Wahab, salah seorang tamu.

Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Jakarta Azyumardi Azra menegaskan, bukber di Indonesia memang fenomena kultural, tidak lagi hanya milik masyarakat Muslim negeri ini. ”Ini tradisi yang baik untuk mempererat kohesivitas sosial masyarakat kita,” ujarnya.

Meski demikian, Azyumardi mengingatkan, kemasan bukber kadang jadi pengalih perhatian dari ibadah puasa itu sendiri. Di sisi lain, acara ini juga jadi incaran komodifikasi yang mendongkrak konsumsi.

”Akhirnya berpulang pada diri sendiri, bagaimana kita menghadapi godaan hedonisme dan dorongan konsumsi. Komodifikasi agama itu sebenarnya kita hadapi di mana saja, setiap hari, bukan hanya saat berpuasa,” ujarnya. (WKM/SF/BSW)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com