Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2012, 10:07 WIB

KOMPAS.com - Mengabaikan nutrisi anak bisa menyebabkan tumbuh kembangnya tidak optimal. Salah satu contoh nyata adalah banyaknya prevalensi anak-anak pendek di Indonesia yang antara lain disebabkan karena kurangnya asupan makanan yang mengandung protein hewani. 

Daging sapi memang sumber protein hewani yang lengkap. Selain kaya akan zat besi, daging juga mengandung asam amino esensial, serta berbagai vitamin. Sayangnya harga daging relatif mahal sehingga banyak orangtua yang menyajikannya pada saat-saat istimewa saja.

Padahal, kebutuhan nutrisi yang lengkap dan seimbang seharusnya menjadi bagian dari menu sehari-hari.

Ahli Gizi dari  Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II, Ayu Anggraeni Dyah Purbasari saat ditemui di Jakarta, pekan lalu mengatakan selain daging, protein hewani bisa didapatkan dari telur dan ikan. Bila keduanya sulit didapatkan, masyarakat bisa memanfaatkan protein lokal yang ada di daerahnya.

"Di beberapa daerah, protein hewani dikembangkan dari potensi lokal. Misalnya masyarakat di Sulawesi Selatan mengembangkan Ulat Sutera, masyarakat Papua memanfaatkan ulat sagu, di Jawa Tengah dikembangkan laron dan Keong Mas," katanya.

Anggraeni menyarankan, pemberian protein hewani harus diolah dari rumah tangga. Dengan alasan praktis, masyarakat cenderung memilih makanan kimiawi. Meski mudah, makanan kimiawi buruk bagi perkembangan anak dan asupan gizi seimbang.

"Kalau mau mudah, ibu bisa memberikan ceker ayam yang telah direbus sampai airnya mengental. Setelah disaring, kuah kental tanpa gula dan garam ini baik untuk anak mulai usia 6 bulan sampai kapanpun," jelasnya.

Terkait tinggi badan anak, Dokter spesialis gizi klinik, Sri Durjati Boedihardjo menambahkan, tinggi anak tidak hanya dipengaruhi asupan pangan saja. Kondisi genetika, penyerapan usus, aktivitas fisik, metabolisme tubuh, penyakit kronik, serta kadar air dan lemak dalam tubuh juga turut menentukan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com