Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/08/2012, 12:32 WIB

Bagaimana Meyikapinya

Di tengah globalisasi informasi, sebaiknya masyarakat cerdas dalam mencari informasi dan mencerna informasi. Bila salah dalam mendapatkan informasi dan salah dalam menginterpretasikannya, maka akan mendapatkan informasi kesehatan yang menyesatkan. Kontroversi informasi kesehatan seringkali ditimbulkan oleh opini seseorang praktisi kesehatan baik praktisi terapi alternatif, dokter atau bahkan seorang dokter yang ahlipun bila tidak berdasarkan penelitian ilmiah. Bahkan opini seorang profesor pun seharusnya tidak bisa diikuti dan dijadikan pedoman bila tidak berdasarkan data penelitian ilmiah berupa Kejadian Ilmiah Berbasis Bukti atau Evidance Base Medicine.

Media masa sebaiknya melakukan pola pikir yang benar dalam mendapatkan informasi kesehatan. Sebaiknya dalam mengejar sumber informasi kesehatan media masa harus mencari sumber berita sesuai dengan kompetensinya. Bila mendapat informasi yang berbeda mungkin yang lebih dipercaya adalah sumber yang kompeten.

Baca juga: Pemesanan Tukar Uang Baru BI Dibuka Pukul 09.00 WIB, Ini Cara Daftarnya

Instusi terkait yang berwenang seperti Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia, Komisi Penyiaran Indonesia dan Persatuan Wartawan Indonesia harus peduli terhadap fenomena polusi informasi kesehatan yang semakin menyimpang tersebut.

Mungkin media masa sebaiknya mempunyai seorang konsultan seorang yang berkompeten dalam kesehatan dalam program edukasi kesehatan masyarakat agar tidak salah arah. Dalam menghadapi globalisasi informasi yang demikian hebat tersebut maka polusi informasi menjadi sangat besar terjadi.

Dalam keadaan seperti ini masyarakat dituntut tidak lebih cepat percaya dan harus cermat dan cerdas dalam mencari dan mengolah informasi. Semoga bangsa ini lebih cerdas dan arif dalam menyikapi kemajuan informasi yang demikian hebat ini demi kemajuan kesehatannya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Kapan Puncak Musim Kemarau 2025 di Indonesia? Ini Kata BMKG
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi Akun
    Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
    199920002001200220032004200520062007200820092010
    Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
    Verifikasi Akun Berhasil
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau