Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandeq, Ikon Wisata Sulbar yang Mendunia

Kompas.com - 07/09/2012, 06:03 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

Konon, sandeq merupakan perahu layar tradisional tercepat di dunia. Menurut Qadir Tahir, Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Majene, sebuah penelitian yang dilakukan orang Perancis menunjukkan bahwa sandeq merupakan perahu tradisional yang tercepat di kelasnya di dunia.

Sandeq memang pernah dikirim ke Perancis pada Juli 2012 dalam ajang Les Tonnerres de Brest Festival. Aksad, salah satu peserta Sandeq Race 2012, dengan sandeq bernama Bress Perancis, salah satu saksi peristiwa bersejarah itu.

Bress Perancis yang diunggulkan dalam Sandeq Race 2012 ternyata memiliki "kakak". Begitu sebutan yang dijuluki Aksad. Perahu "kakak" yang ia maksud adalah sandeq lain yang dimilikinya. Bersama dua perahu lainnya, sandeq miliknya tampil di Perancis.

"Saya datang ke Perancis bersama tim untuk melayarkan sandeq. Sambutannya meriah," tuturnya.

Ia mengungkapkan, Darwin, juru kemudi yang menjalankan sandeq Bress Perancis ataupun sandeq yang dikirim ke Perancis, sampai didatangi banyak orang untuk mencari tahu. Sesaat, mereka bagai selebriti.

"Pak Darwin disebut 'kapten kapal' oleh orang-orang di sana," katanya sambil tersenyum bangga.

Sampai saat ini, ketiga perahu tersebut masih ada di Perancis. Saat itu, sandeq mewakili Indonesia dalam festival bahari yang bertempat di Bretagne, Perancis, tersebut pada 13-19 Juli 2012.

Kala itu, sandeq tampil bersama 2.500 perahu layar lainnya, berasal dari berbagai penjuru dunia. Ajang yang berlangsung setiap empat tahun itu ibarat panggung unjuk gigi bagi sandeq untuk tampil di mata dunia.

Seperti dikutip dari situs resmi Les Tonnerres de Brest Festival 2012, festival ini dikunjungi lebih dari satu juta orang dari berbagai negara. Indonesia menjadi satu dari lima negara yang khusus diundang festival, termasuk Meksiko, Rusia, Norwegia, dan Maroko.

Orang Mandar memang patut berbangga pada sandeq. Hal itu pun masih terlihat hingga kini. Para peserta Sandeq Race banyak yang tak sekadar mengejar uang sebagai hadiah perlombaan, tetapi lebih dari itu.

"Bukan uang yang saya kejar. Ini hobi dan kebanggaan," kata Aksad.

Saat Sandeq Race 2012 berlangsung, anak-anak kecil yang ikut bersorak menyemangati sandeq begitu terpesona pada perahu tersebut. Mereka lahir dan besar di Majene. Beberapa anak saat ditemui mengungkapkan kekaguman mereka pada sandeq. Seakan impian mereka adalah bisa mengarungi lautan dengan sandeq.

"Ya, Kak, nanti kalau sudah besar mau ikut balap sandeq," ujar seorang anak.

Dengan riwayat pernah tampil di mata dunia, pantaslah jika sandeq menjadi ikon budaya dan ikon wisata Mandar. Terlebih lagi, Sulbar memiliki lomba tahunan Sandeq Race yang bisa menjadi ajang promosi pariwisata Sulbar... (bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com