Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Plastik untuk Hidup Lebih Baik

Kompas.com - 14/12/2012, 02:23 WIB

Minkyoung Kim (21), mahasiswi Soongsil University di Seoul, Korea Selatan, saat ini masih terus berharap dapat mewujudkan keinginannya yang dipendam sejak masih duduk di bangku SMA. Bukan ingin lulus kuliah, menjadi dokter, sarjana, dan sebagainya. Dia hanya mendambakan satu hal, yakni bisa menjalani operasi plastik.

Dilihat dari penampilan fisiknya, sebenarnya tidak ada yang salah ataupun cacat dalam diri Minkyoung. Namun, dia tetap bersikeras ingin operasi plastik agar terlihat lebih cantik. ”Dengan wajah cantik dan menarik, saya yakin nantinya akan hidup lebih baik, lebih bahagia dibandingkan sebelumnya,” ujarnya.

Operasi plastik memang bukan hal yang luar biasa di Korea. Banyak kaum muda–termasuk di dalamnya teman-teman Mingkyoung melakukannya. Tidak hanya perempuan, operasi plastik juga banyak dilakukan oleh laki-laki. Mereka pun berlomba-lomba berusaha memperbaiki penampilan fisiknya dengan memperlebar mata, atau membuat wajah lebih tirus.

Operasi plastik sebagai kunci hidup bahagia disimpulkan oleh Mingkyoung setelah dirinya melihat sendiri kehidupan teman-temannya yang banyak melakukan operasi plastik. Menurut dia, mereka yang semula termasuk dalam kategori ”biasa-biasa” saja, berubah menjadi lebih percaya diri, dapat tampil lebih modis dan trendi, dikagumi dan dikenal banyak orang, hingga akhirnya merasa senang bukan main karena berkesempatan untuk berganti atau memilih pacar yang–ehem–lebih ganteng atau lebih cantik.

Mingkyoung mengatakan, karier dan pekerjaan yang bagus juga akan terbuka luas bagi mereka yang berwajah cantik. Sekalipun tidak pernah dinyatakan secara eksplisit, dia pun meyakini hal itu karena kedatangan banyak perusahaan yang memberikan presentasi dan tawaran kerja di kampusnya, selalu diwakili oleh orang-orang berwajah cantik dan ganteng.

”Melihat orang-orang, pegawai perusahaan tersebut, bagaimana mungkin saya tidak berpikir penampilan fisik menarik tidak berpengaruh terhadap pengembangan karier,” ujarnya.

Keinginan untuk melakukan operasi plastik ini dipahami betul oleh kalangan orang tua sebagai sesuatu yang wajar, sama seperti keinginan anak-anaknya untuk sesekali memiliki barang-barang mewah seperti mobil atau peranti gadget. Terbukti, menurut Mingkyoung, sejumlah temannya berkesempatan untuk operasi plastik dengan dukungan dana penuh dari ayah ibu mereka, sebagai bentuk ”hadiah” atas prestasi yang telah dicapai.

”Beberapa orang tua, termasuk orang tua teman-teman saya, ada yang memberikan dana untuk operasi plastik sebagai hadiah saat anaknya naik kelas atau berhasil diterima di perguruan tinggi ternama,” ujarnya.

Karena belum meraih prestasi yang layak mendapat ”hadiah”, maka Mingkyoung saat ini terpaksa menabung dan mengumpulkan uang dari pekerjaan-pekerjaan paruh waktu yang dilakoninya. Untuk melebarkan mata–yang diinginkannya dari operasi plastik–dia membutuhkan 800.000 won, atau setara dengan Rp 8 juta.

Proporsional

Pentingnya penampilan fisik dalam kehidupan di Korea, juga dibenarkan Aulia Djuanedi (33). Warga negara Indonesia yang sudah delapan tahun tinggal di Korsel ini mengatakan, dalam pengalamannya beberapa kali mencari pekerjaan, dia pernah melihat iklan lowongan pekerjaan sebagai staf pemasaran di sebuah pabrik bumbu-bumbu instan, di mana di dalamnya mensyaratkan tinggi badan dan berat badan tertentu, yang dianggap pabrik tersebut proporsional.

Melihat itu, Aulia pun langsung membatalkan niatnya untuk melamar pekerjaan di perusahaan tersebut. ”Dari iklannya itu, sudah terlihat bahwa untuk posisi staf saja, perusahaan tersebut menginginkan karyawan yang berpenampilan menarik dan langsing, sedangkan saya tidak,” ujarnya terkekeh. Aulia menempuh pendidikan S-2 dan S-3 di Korsel, serta bekerja sebagai guru kursus bahasa Indonesia.

Ashlyn Lee, salah seorang pegawai resepsionis di salah satu hotel di Incheon, Korsel, juga mengatakan hal serupa, seperti Mingkyoung. Ia pun mendambakan operasi plastik demi penampilan menarik. Namun, sayangnya, rencana itu terhenti pada niat karena ibunya tidak merestui.

”Ibu saya termasuk orang kolot. Dia khawatir operasi plastik akan membuat wajah saya berubah aneh saat tua nanti,” ujarnya tertawa.

Ashlyn berpendapat, kecantikan atau keindahan fisik memang menjadi hal penting dalam kehidupan warga Korea. Namun, dia pun menganggap bahwa itu sesuatu yang wajar.

”Bukankah setiap perempuan, di negara mana pun, selalu ingin terlihat cantik dan menarik?” ujarnya. Sama seperti make up, operasi plastik itu dianggapnya sebagai upaya wajar untuk mencapai tujuan tersebut.

Rumah sakit

Matthew Park, Manajer International Health Care Center di Gachon University Gil Medical Center di Incheon, Korsel, mengatakan, setiap hari Gachon University Gil Medical Center menerima tiga hingga empat pasien operasi plastik. Rata-rata pasien datang dengan tujuan ”memperbaiki” wajah dengan cara melebarkan mata, membuat wajah lebih tirus, atau ingin membuat hidung lebih mancung.

”Selain urusan wajah, tahun ini, banyak pasien muda ingin melakukan operasi plastik untuk memperbesar payudara,” ujarnya.

Menurut dia, dalam lima tahun terakhir, operasi plastik ini tampak begitu digandrungi kaum muda. Hal ini terjadi seiring dengan maraknya kontes-kontes idola baru di televisi, yang biasa menampilkan figur muda dengan penampilan menarik, dengan gaya busana mengikuti tren.

Selain dari Korea, Gachon University Gil Medical Center juga beberapa kali didatangi pasien dari negara-negara lain, seperti Amerika, China, Jepang, dan bahkan Indonesia. Kenapa Korea banyak dituju untuk kebutuhan operasi plastik? Menurut Matthew, hal ini mungkin karena banyak klinik dan rumah sakit di negeri ginseng ini mampu memberikan jasa layanan bagus dengan harga yang relatif murah.

”Di Korea, rata-rata rumah sakit menawarkan biaya operasi plastik mulai dari 500.000 won hingga satu juta won. Sedangkan di Amerika, salah seorang pasien pernah bercerita, operasi plastik di sana ditawarkan dengan harga 10 kali lipatnya,” ujarnya.

Durasi waktu operasi plastik tidak lama, hanya berkisar satu hingga tiga jam. Satu minggu setelah operasi, pasien pun sudah menikmati hasilnya, di mana wajah yang ”dipermak” kelihatan berbeda, lebih cantik, dan mulus tanpa bekas operasi.

Matthew mengatakan, operasi plastik tergolong sebagai operasi kecil dan bukan hal yang layak dibesar-besarkan.

”Kakak perempuan saya melakukan operasi plastik, dan banyak teman-teman perempuan saya juga melakukan hal yang sama. Itu hal yang wajar dan sering ditemui di sini,” ujarnya.

Karena begitu wajarnya, banyak orang cantik atau ganteng di Korea, menurut Matthew, tidak lagi malu-malu mengakui bahwa penampilannya adalah hasil ”rekonstruksi” dari operasi plastik.

”Kita cukup meniru orang dari penampilan, bukan dari perkataan,” ujarnya sembari tertawa.

Karena begitu tinggi peminatnya, INHA International Medical Center, rumah sakit swasta yang baru akan membuka layanan pada Desember ini, juga merasa perlu menyediakan layanan operasi plastik. Untuk layanan tersebut, rumah sakit ini telah menyiapkan satu dokter ahli bedah plastik, dua tenaga medis, pakar di bidang dermatologi, dua ahli di bidang radiologi, dan dua ahli gigi.

”Kami siap melayani kebutuhan setiap orang untuk tampil lebih menawan dari sebelumnya,” ujar Marketing Assistant Manager INHA International Medical Center Heidi Kim.

Jadi, sekalipun ada peribahasa, jangan menilai buku dari isinya, menjadi lebih cantik dan menarik adalah hak setiap orang. Namun, tentu saja–masih dengan mengingat peribahasa tersebut–jangan sampai melupakan kualitas kepribadian, isi pemikiran, dibandingkan penampilan. (EGI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com