Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pascabencana, Tasikmalaya Siaga Demam Berdarah

Kompas.com - 07/02/2013, 14:45 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Pascabencana cuaca buruk di sejumlah wilayah Kabupaten Tasikmalaya, pemerintah setempat melalui dinas kesehatan mewaspadai serangan demam berdarah.

Dalam sebulan terakhir tercatat 40 kasus akibat demam berdarah dan satu pasien di antaranya dinyatakan meninggal. "Selama Januari (2013) sudah tercatat 40 kasus demam berdarah dan satu pasien berumur lima tahun asal Cineam meninggal dunia akibat demam berdarah," kata Sudana Machmud, kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabuaten Tasikmalaya pada Kamis (7/2/2013) siang.

Menurut Sudana, maraknya penyakit menular demam berdarah di wilayah Kabupaten Tasikmalaya akibat bencana longsor dan banjir. Selain itu, penyakit pun diakibatkan kondisi lingkungan yang kotor dan tidak bersih. "Ada dua wilayah kecamatan yang dinyatakan endemik, yaitu wilayah Cineam dan Sukarame," ujar Sudana.

Kini, pihaknya masih mendata kecamatan lainnya yang diduga rawan penyakit demam berdarah. Pasalnya, ada beberapa daerah yang sudah terindikasi rawan penyebaran penyakit demam berdarah. Misalnya, daerah yang ada di wilayah Tasik utara, seperti daerah Cisayong, Pagerageung, Ciawi, dan Rajapolah.

"Kita masih mendata wilayah mana saja yang sudah terdeteksi rawan nyamuk demam berdarah," kata Sudana.

Langkah awal, lanjut Sudana, pihaknya telah melakukan upaya pengasapan di beberapa wilayah yang sudah terserang demam berdarah. Selain itu, memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar terkait pentingnya kebersihan guna mencegah berkembangnya nyamuk mematikan tersebut.

"Selain dari pemerintah, masyarakat juga harus berperan aktif dalam memutus mata rantai penyebaran perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. Kejadian demam berdarah pada 2012 saja tercatat ada 265 kasus. Tahun ini, bulan Januari saja sudah ada 40 kasus," tutur Sudana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com