Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2013, 09:46 WIB

”Banyak orang dan tenaga kesehatan tak waspada leptospirosis karena gejalanya mirip tifus atau demam berdarah,” kata mantan Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Kementerian Kesehatan Rita Kusriastuti, yang kini bekerja di WHO SEARO.

Untuk itu, pemeriksaan darah dan air seni mutlak untuk memastikan jenis kuman pemicu.

Data global menunjukkan, leptospirosis banyak dialami laki-laki 10-39 tahun. Namun, penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan umur berapa saja.

Agus Priyanto dkk dalam ”Faktor-Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian Leptospirosis (Studi Kasus di Kabupaten Demak)” dalam Diponegoro University Institutional Repository, 2008, menyebut, tingkat kematian leptospirosis di Indonesia tinggi, yaitu 2,50-16,45 persen. Bahkan, pada penderita berumur 50 tahun lebih, tingkat kematian 56 persen.

Menghindari kontak dengan air terkontaminasi kencing hewan adalah cara termudah mencegah penularan leptospirosis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com