Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Butuh 1.880 Dokter Primer

Kompas.com - 05/04/2013, 03:57 WIB

”Ada tenaga 19.000 dokter di Jakarta. Tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan Pemprov DKI Jakarta. Selanjutnya perlu dilanjutkan dengan perjanjian kerja sama yang baik,” kata Zaenal.

Sebelumnya, IDI juga menyatakan siap melatih dokter primer agar memahami tugas dan tanggung jawabnya. Dokter yang akan disiapkan adalah dokter yang siap melayani warga di permukiman padat penduduk.

”Pelatihan itu mengenai manajemen pelayanan di lapangan, bagaimana berkomunikasi dengan warga, sistem rujukan, dan pengelolaan keuangan. Mereka harus mampu mengelola keuangan sendiri,” kata Zaenal.

Menurut Zaenal, layanan primer ini yang menjadi kunci pelayanan KJS sehingga warga tidak perlu menunggu sakit parah setelah itu baru mendapat pelayanan kesehatan. Usul ini direspons dan langsung diterima Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Saat ini, Pemprov DKI Jakarta juga sedang merumuskan sistem penggajian dokter primer itu. Dia belum dapat memberikan gambaran bagaimana dan berapa gaji dokter primer yang akan direkrut.

”Soal jumlah dokter saya tidak khawatir sebab di Jakarta banyak. Namun, soal gaji dan bagaimana sistem penggajiannya saya belum bisa jelaskan, masih kami rumuskan,” katanya.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yakin, keberadaan dokter primer akan mengurangi beban puskesmas dan rumah sakit. Tugas dokter primer juga bisa mengurangi potensi pelayanan yang tidak tepat sasaran. Dokter primer diharapkan mengetahui tugas dan tanggung jawabnya di lapangan. Sebab, kinerjanya bakal lebih banyak di lapangan daripada di dalam ruangan.

”Saat ini, kami sedang memetakan semuanya, penugasannya, wilayah yang akan diisi, dan hal-hal lain yang perlu disiapkan,” kata Jokowi.

Praktik pelayanan peserta KJS, menurut Jokowi, tidak perlu dianggap masalah. Sebab, pelayanan dokter primer bisa di mana saja, termasuk di tempat praktik, di rumah warga, ataupun di fasilitas sosial yang tersedia. (NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com