Penggunaan stimulasi seperti minuman berkafein atau nikotin yang konon dapat mengatasi kantuk sebenarnya hanya menunda mengantuk. Otak yang sudah lelah akan tetap lelah dan baru dapat diberikan energi dengan tidur.
"Mengantuk tidak untuk diatasi, tetapi untuk dicegah. Mencegahnya pun juga dengan tidur. Maka, bila mulai mengantuk selagi berkendara, sebaiknya tidak memaksakan diri," tutur Andreas.
Larangan mengemudi
Kendati telah memenuhi kedua syarat itu untuk mengemudi pada dini hari, Andreas mengatakan, perlu adanya larangan mengemudi bagi mereka yang mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur dapat berupa hipersomnia atau selalu mengantuk akibat tidak mendapatkan tidur yang berkualitas.
"Gangguan tidur ditandai dengan mendengkur saat tidur. Maka sebaiknya ada larangan mengemudi bagi para pendengkur," cetus Andreas.
Andreas menambahkan, kasus kecelakaan akibat mengantuk dari data Operasi Ketupat Polisi tahun 2011 mencapai 55 persen dari total kecelakaan. "Ini membuktikan risiko mengemudi saat ngantuk sangat tinggi," ungkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.