KOMPAS.com - Siang itu di rumah singgah anak kanker yang disebut dengan "Rumah Anyo" seorang bayi tampak pulas tertidur di dekapan ayahnya. Namun tak seperti bayi lain, di lubang hidungnya terpasang selang kecil dengan ukuran yang cukup panjang.
Di sampingnya, seorang ibunya dengan telaten menyuntikan sesuatu melalui selang tersebut. Bukan obat yang disuntikan pada selang itu, melainkan makanan cair berupa biskuit dan susu yang telah dilumatkan. Dengan bantuan selang yang menyambung ke kerongkongan, makanan pun mengalir masuk ke saluran pencernaan bayi itu.
Nama bayi itu adalah Rizky Aditya (9). Sejak usia dua bulan, Rizky divonis menderita kanker gusi. Hal itulah yang mengharuskan ia dan keluarganya bertolak dari kampung mereka di Bengkulu ke Jakarta untuk berobat di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta.
Nelsi, ibunda Rizky, awalnya tak menyangka anaknya bisa menderita kanker. Rizky yang saat awal terjadi kankernya masih menapaki usia dua bulan rasanya sangat jauh dari penyakit tersebut. Namun Tuhan berkehendak lain. Anak sekecil Rizky pun harus mengalami ujian untuk berjuang melawan pertumbuhan sel-sel ganas di luar kendali.
"Mulanya saya menyadari ada benjolan sebesar biji kacang di gusi kanan Rizky. Curiga ada masalah serius, saya pun membawanya ke dokter," ujar Nelsi.
Dokter pun memvonis Rizky menderita kanker gusi sehingga harus dirujuk ke RS Kanker Dharmais.Hanya dua hari berselang, benjolan di gusi Rizky makin membesar. Nelsi ditemani oleh sang suami, Mawardi, akhirnya membawa Rizky berobat ke rumah sakit rujukan tersebut.
Sesampainya di RS Dharmais, Rizky langsung menjalani pengobatan. Setelah sempat membaik, Nelsi pun membawa Rizky kembali ke Bengkulu. Namun benjolan di gusi Rizky makin membesar sebesar telur bebek.
Akhirnya, Rizky harus menjalani kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker di gusinya. Namun proses menjalani kemoterapi tidaklah sebentar. Maka, Nelsi pun memutuskan untuk tinggal sementara di Jakarta. Nelsi memilih Rumah Anyo sebagai rumah singgah di Jakarta melalui rekomendasi dari dokter di RS Kanker Dharmais.
Rizky kemudian menjalani satu protokol pengobatan yang terdiri dari delapan kali kemoterapi. Baru setelah enam kali kemoterapi, perlahan kankernya mulai mengecil. Maka, dokter memutuskan untuk melakukan tindakan operasi.
Di usianya yang menuju sembilan bulan, Rizky pun menjalani operasi pengambilan kanker gusi. Kanker yang selama ini menutupi gusinya pun kini tak terlihat lagi. Namun pengobatan Rizky belum selesai. Setelah ini ia masih harus menjalani kemoterapi sebanyak dua kali lagi dan kontrol teratur.
Dalam dunia medis, kanker gusi juga dikenal dengan istilah gingival cancer. Seperti dikutip The Online Cancer Center, kebanyakan kasus kanker gusi terbentuk tepat pada lapisan permukaan gusi dan merupakan salah satu jenis dari kanker kulit terkenal bernama squamous cell carcinoma.
Kanker gusi ini awalnya hanya terlihat sebagai benjolan kecil di daerah gusi yang terasa sakit dan tidak sembuh-sembuh. Luka atau bagian yang sakit ini bisa berwarna kemerahan atau putih dan dapat berupa penebalan pada lapisan gusi. Gigi pada lokasi dekat benjolan atau luka bisa copot atau tanggal. Apa yang menyebabkan sel-sel pada gusi berubah menjadi kanker sejauh ini belum dapat diketahui secara pasti. Namun pada orang dewasa, faktor risiko yang cukup besar yang memicu kanker gusi adalah penyalahgunaan alkohol.
Nelsi sangat bersyukur karena Rizky tidak mengalami gangguan lain dalam tubuhnya selain kanker gusi. Sistem pencernaannya pun tetap sempurna meski Rizky harus diberi makan melalui selang. Nelsi pun tetap memberikan Rizky air susu ibu (ASI) dengan cara yang sama.
Rizky mungkin kurang beruntung dengan kanker yang dialaminya. Namun untuk urusan kasih sayang, ia mendapatkan limpahan yang sangat besar dan tanpa henti dari Nelsi, Mawardi, keluarga lain, bahkan relawan-relawan di Rumah Anyo. Mawardi pun rela bolak-balik Bengkulu-Jakarta, meninggalkan urusan pekerjaanya di Bengkulu berkali-kali demi memberikan kasih sayang pada si buah hati.
Tak ada yang menginginkan kanker terjadi. Tetapi bagi mereka yang mengalaminya, semangat, cinta kasih, dan dukungan tentu akan sangat beratu meringankan perjuangan melawan penyakit mematikan ini. Teruslah berjuang Rizky!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.