Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2013, 12:44 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber LiveStrong

Kompas.com — Siklus datang bulan yang tidak teratur biasa terjadi pada wanita. Namun, ketika kondisi ini dibarengi dengan sakit dan kram pada perut, wanita sebaiknya lebih waspada. Nyeri perut dan periode menstruasi yang tidak teratur sebenarnya merupakan dua gejala yang berbeda yang kebetulan terjadi dalam waktu bersamaan.  

Berikut adalah penyakit serius yang kerap ditandai sakit perut dan periode datang bulan yang tidak teratur.

Kista ovarium
Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang membesar dan hidup di dalam indung telur. Ada dua jenis kista, yaitu kista folikel dan kista korpus luteus.

Kista folikel terbentuk jika proses ovulasi tidak terjadi atau ketika folikel matang pecah dengan sendirinya. Sementara kista korpus luteum terjadi ketika kantong tidak diserap ke dalam tubuh setelah sel telur dilepaskan. Kemudian cairan mengisi kantong tersebut. Kista ini bisa tumbuh sampai 4 inci dan bisa menyebabkan pendarahan.

Biasanya kista akan hilang setelah beberapa minggu dan tidak menyebabkan kanker. Obat kesuburan berisiko meningkatkan risiko pembentukan kista corpus luteum.

Kanker ovarium
Kata "kanker" mungkin terdengar menyeramkan bagi wanita. Tapi sakit perut dan jadwal menstruasi yang tak teratur tidak lantas didiagnosis sebagai kanker.

Kanker indung telur bisa disebut pembunuh tersembunyi karena gejala yang timbul menyerupai penyakit lain. Menurut MayoClinic.com, kanker indung telur sering salah didiagnosis sebagai kanker usus besar, stres, atau depresi.

Gejala kanker indung telur sendiri meliputi rasa tertekan pada perut, kenyang, mulas, selalu ingin buang air kecil, sakit pada panggul, dan perubahan pada siklus menstruasi. Kanker indung telur yang diketahui pada tahap awal berkesempatan lebih besar untuk disembuhkan.

Autoimmune oophoritis
Autoimmune oophoritis adalah inflamasi pada indung telur karena tubuh menyerang selnya sendiri. Inflamasi ini menghasilkan perusakan, pengerasan, dan menyebabkan hilangnya kesuburan. Kondisi ini juga menyebabkan penurunan produksi hormon.

Johns Hopkins Medical Institutions melaporkan, autoimmune oophoritis bertanggung jawab pada 10 persen kegagalan indung telur prematur. Penyakit ini juga menyebabkan sakit pada perut bagian bawah, demam, lemah, kurang berfungsinya vagina, dan tidak haid. Sayangnya belum ditemukan obat imunosupresan untuk kondisi ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com