KOMPAS.com - Bosan dengan pola latihan yang itu-itu saja dan ingin melakukan latihan fisik dengan tantangan lebih tinggi? Coba saja Tabata. Atlet dan pelatih personal Monica Nelson merekomendasikan latihan Tabata untuk meningkatkan metabolisme tubuh Anda. Syaratnya, Anda bukan pemula.
Tabata merupakan bentuk baru dari high intensity interval training. Nama Tabata diambil dari Izumi Tabata, peneliti di National Institute of Fitness and Sports, Kanoya, Jepang. Olahraga ini sedang tren di Amerika baik di gym, kelas khusus, mau pun pada program pelatihan fisik.
Untuk bisa mengikuti metode latihan Tabata, pastikan Anda memiliki kondisi fisik dan mental yang kuat. Tabata sebaiknya jangan dilakukan setiap hari. Beberapa orang melakukan Tabata seminggu sekali, atau bahkan sebulan sekali.
Metode latihan Tabata memakan waktu empat menit, dengan delapan interval. Setiap interval memakan waktu 20 detik dengan intensitas tinggi. Jadi, Anda berlatih fisik dengan intensitas tinggi selama 20 detik, lalu rehat 10 detik. Ulangi pola ini sampai delapan kali dengan total waktu empat menit.
Cara latihannya terbilang sederhana, hanya mengandalkan kaki Anda. Pastikan juga ada stop watch untuk menghitung waktu latihan, kecuali jika ada orang lain yang membantu menghitung.
Pola latihannya, sebagai contoh, lakukan sprint 20 detik, berhenti atau jalan kaki 10 detik, lalu sprint lagi 20 detik, berhenti atau jalan kaki 10 detik. Lakukan berulang selama delapan kali.
"Saya suka melakukan Tabata di kelas aerobik dengan sepeda atau tangga lari. Tabata juga bisa dilakukan saat bersepeda, treadmill, lompat tali dan lainnya," ungkap Nelson.
Nelson menyarankan, pastikan Anda sudah melakukan pemanasan dengan baik sebelum melakukan latihan Tabata ini. Latihan ini juga sebaiknya dilakukan bagi orang yang terbiasa mengalami peningkatan denyut jantung akibat berolahraga. Meski begitu jangan sampai peningkatannya berlebihan. Lakukan latihan secara bertahap dan perlahan, jangan langsung delapan interval.
"Sebaiknya periksakan diri ke dokter sebelum melakukan latihan Tabata, supaya lebih aman," sarannya.
Manfaat
Latihan Tabata, kata Nelson, bukan hanya melatih aerobik tapi juga nonaerobik. Dampak yang paling terasa di antaranya, tubuh lebih fit dan kuat. Metabolisme tubuh juga meningkat, saat dan sesudah latihan.
Uniknya, latihan Tabata membuat tubuh penasaran akan tantangan yang didapatkan darinya. Inilah yang kemudian menjadi daya tarik utama Tabata, terutama bagi orang yang terbiasa berolahraga dan bosan dengan rutinitas latihan.
Fakta lain soal Tabata, 14 persen atlet yang berlatih Tabata mampu menaikkan jumlah maksimum oksigen yang bisa digunakannya selama berolahraga. Peningkatan ini terjadi setelah enam minggu latihan Tabata. Rata-rata, 53 kalori terbakar hanya dengan latihan Tabata selama satu menit.
Catatannya, berbagai manfaat latihan Tabata ini bisa didapatkan jika olahraga dilakukan dengan suasana menyenangkan, tanpa tekanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.