Disamping itu, lemak dalam rongga perut ini— Saya lihat masih ada yang bangga dengan perutnya yang begitu– melepaskan asam lemak bebas dan komponen peradangan lain secara langsung pada vena porta ( pembuluh darah yang membawa darah dari perut bagian bawah ke hati, pankreas, dan organ lain), masuk ke dalam hati. Asam lemak bebas ini menyebabkan produksi kolesterol jahat (LDL) oleh hati meningkat dan kolesterol baik (HDL) menurun, dan gula darah yang juga meningkat. Adiponectin, suatu hormon yang ikut mengatur metabolisme lipid dan gula, produksinya menurun dengan semakin bertambahnya timbunan lemak di rongga perut, sehingga meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler dan diabetes melitus.
Dan, lemak yang menumpuk dalam rongga perut juga sering menyebabkan gangguan tidur, sleep apnea, ngorok dengan nafas berhenti secara periodik. Melalui bermacam mekanisme seperti stress hipoksia, peningkatan hormon kortisol, hipoksia jaringan, sleep apnea dapat menyebabkan resistensi insulin, gangguan fungsi sel beta pankreas yang memperoduksi insulin, dislipidemi dan akhirnya peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler dan diabetes.
Jadi, lemak yang menumpuk di (dalam) rongga perut, tidak hanya sekedar membuat perut buncit, tetapi juga menjadi ancaman serius penyakit kronis yang mematikan. Karena itu, jangan biarkan lemak-lemak itu tetap bercokol di sana, buanglah!
Indragiri hilir, 9-1-2014
@irsyal_dokter
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.