Krim antiimpotensi yang disebut Vitaros ini tersedia dalam bentuk sekali pakai, bisa diisi ulang, dan cocok untuk pria berusia di atas 18 tahun yang mengalami masalah disfungsi seksual.
Cara penggunaan obat ini juga sederhana, cukup dioleskan pada ujung penis, kemudian setelah obatnya meresap dalam 30 menit akan terjadi ereksi.
Obat krim ini mengandung alprostadil. Sebelumnya zat aktif alprostadil digunakan dalam bentuk suntikan ke penis atau pelet kecil yang dimasukkan ke saluran kencing.
Obat antiimpotensi seperti Viagra biasanya memang tidak cocok untuk pria yang pernah mengalami nyeri jantung (angina), serangan jantung, atau pun stroke.
Obat-obatan antiimpotensi yang diminum juga terkadang menyebabkan efek samping berupa sakit kepala, pandangan kabur, dan pusing. Dalam sebuah survei terhadap 250 pria di Inggris yang didiagnosa disfungsi ereksi diketahui 35 persennya mengalami efek samping setelah minum pil obat kuat.
Meski ada efek sampingnya, namun 60 persen pria mengaku tetap meneruskan minum obat tersebut karena ingin mencapai ereksi yang maksimal. Berbeda halnya dengan obat berbentuk krim. Para ahli menyebutkan efek sampingnya ringan. (Baca: Mr.P Loyo, Perlukah Minum Obat Kuat)
"Ketersediaan Vitaros adalah sebuah tahap pencapaian yang penting dalam pengobatan disfungsi ereksi. Banyak pria yang tidak bisa diobati impotensinya karena mereka tidak bisa menoleransi pil atau suntikan," kata Dr.David Edward, Presiden British Society for Sexual Medicine.
Disfungsi ereksi atau ketidakmampuan mencapai ereksi atau mempertahankannya diperkirakan pernah dialami pria berusia 40-70 tahun. Kondisi ini bisa mengganggu hubungan, menyebabkan kecemasan, rendah diri, bahkan depresi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.