Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Benda Sehari-hari yang Menyimpan Kuman dan Jarang Dibersihkan

Kompas.com - 15/08/2014, 09:58 WIB


KOMPAS.com — Bila membicarakan benda kotor, kita akan membayangkan toilet atau tempat sampah. Namun, ternyata barang yang kita gunakan sehari-hari, bahkan beberapa di antaranya sering kita bawa, tidak kalah kotornya.

Sebenarnya cukup banyak benda pribadi yang sering kita gunakan ternyata mengandung bakteri, tetapi tidak pernah kita bersihkan. Berikut 10 benda tersebut dan cara membersihkannya.

1. Spons atau serbet
Bakteri dan partikel makanan gampang tersangkut dalam lubang-lubang spons. Dengan kondisi yang lembab dan gelap, bakteri dapat dengan mudah berkembang biak.

Solusi:
Gunakanlah spons antibakteri dan sabun cuci piring untuk mengurangi bakteri. Namun, kedua benda ini belum cukup kuat untuk membasmi bakteri, seperti E coli dan salmonela. Maka dari itu, biasakan untuk merendam spons dalam cairan pemutih pakaian selama 5 menit, setidaknya seminggu sekali. Memasukkan spons dalam microwave suhu tinggi selama 2 menit juga terbukti membunuh 99 persen bakteri.

2. Mesin pembuat kopi
Meskipun kopi mengandung partikel antimikroba, mesinnya tetap harus dibersihkan. Kebanyakan mesin tidak cukup panas untuk membunuh bakteri yang tumbuh di lingkungan basah dan gelap, seperti di tempat penampungan airnya.

Solusi:
Sebulan sekali, isilah wadah penampung dalam mesin kopi dengan campuran air dan cuka putih (perbandingan 50-50) kemudian nyalakan mesinnya. Teknik ini mampu mencegah tumbuhnya lumut dan beberapa bakteri. Setelah satu jam, buang sisanya. Cuci bersih pula teko kopinya.

3. Karpet antislip di kamar mandi
Karpet karet yang mencegah orang terpeleset ini ternyata juga jadi sarang bakteri dan lumut. Air yang menggenang di bawah karpet sulit menguap dan menciptakan lingkungan lembab. Terlebih lagi, penelitian membuktikan bahwa lantai kamar mandi merupakan salah satu tempat yang paling terkontaminasi kuman.

Solusi:
Cucilah karpet karet tersebut seminggu sekali dengan suhu panas. Berikan pemutih bila memungkinkan karena tidak semua cara perawatan karpet mandi sama. Jauhkan juga karpet ini dari pakaian dan peralatan tidur. Anda juga bisa menggunakan alas kayu sebagai pengganti karpet tersebut. Perawatannya pun lebih mudah karena hanya perlu menggunakan disinfektan.

4. Tempat baju kotor
Baju yang kita gunakan setelah olahraga, pakaian dalam, dan kain-kain yang terkena kotoran menjadi rumah idaman bagi bakteri.

Solusi:
Pisahkan baju yang benar-benar kotor dan yang agak bersih di kantong yang berbeda. Sertakan kantong tersebut ketika mencuci supaya turut menjadi bersih. Bila Anda menggunakan keranjang yang kaku, gunakan disinfektan untuk membersihkannya. Hati-hati menggunakan pemutih untuk pembersihan supaya warna keranjangnya tidak luntur.

5. Headphone
Mendengar musik dengan headphone menjadi cara menyenangkan tanpa mengganggu orang lain. Sayangnya, tempat menyimpan headphone bisa jadi penuh bakteri, entah itu di tas, atau dibiarkan tergeletak di tempat terbuka. Selain itu, penggunaan selama satu jam membuat bakteri di telinga menempel pada headphone.

Solusi:
Jika bisa, lepas karet bagian penutup telinga lalu rendam bagian itu selama 15 menit dalam campuran cuka dan air. Setelah itu, rendam karet dalam air bersih selama 10 menit, baru dikeringkan. Untuk bagian headphone yang tidak bisa dilepas, lap dengan campuran sabun dan air. Jangan sampai komponen listriknya basah. Gunakan sikat gigi untuk membersihkan kotoran di sela-selanya.

6. Kunci
Memegang kunci dengan tangan kotor sama saja dengan memindahkan kuman, apalagi bila pemiliknya tidak pernah membersihkan kunci tersebut.

Solusi:
Meskipun bahan logam kunci sendiri bersifat antibakterial, Anda dapat menggosoknya dengan sabun tanpa dicampur air atau disinfektan supaya bersih dan mengilap kembali.

7. Tas tangan
Sebuah penelitian menunjukkan, tas wanita merupakan salah satu dari tiga barang sehari-hari paling kotor. Bahkan, riset kecil lainnya menemukan bahwa 25 persen dari 50 tas yang diuji menunjukkan adanya bakteri E coli.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com