Lihat saja berbagai iklan di media. Banyak produk yang menawarkan solusi mengatasi kantuk. Artinya, mengantuk itu salah dan banyak orang yang mengantuk. Para produsen melihat kesempatan besar pada orang yang mengantuk. Singkatnya: Indonesia mengantuk!
Di Amerika, angka pengantuk ini lebih jelas terlihat pada data yang dikeluarkan oleh the National Sleep Foundation. Dinyatakan bahwa 29% dari para pekerja, yang bekerja sembilan jam sehari selama 5 hari perminggu, mengaku mengantuk bahkan tertidur di tengah pekerjaan.
Kantuk
Lalu apa sebenarnya kantuk ini? Bagaimana mengantuk mempengaruhi produktivitas kerja? Benarkah orang yang mengantuk itu malas? Bagaimana jika kita mengantuk di tempat kerja atau belajar? Peran kopi bagaimana?
Mengantuk adalah hal wajar. Mengantuk merupakan sinyal tubuh bahwa kita kekurangan suatu “kebutuhan”, tidur. Kantuk sebenarnya sama seperti rasa lapar atau haus.
Kenali juga gejala-gejala yang selalu menyertai kantuk. Turunnya kemampuan berkonsentrasi, daya ingat dan ketelitian. Sering membuat kesalahan, ceroboh dan emosional. Kemampuan mengambil keputusan yang buruk juga terbukti disebabkan oleh kurangnya tidur.
Nap a Latte
Bayangkan saja, pada suatu siang setelah istirahat makan. Dalam kondisi kenyang, dan tertiup semilir AC, Anda dihadapkan pada pekerjaan. Sementara mata berat, dan otak sulit untuk diajak berkompromi. Apakah Anda akan tidur siang sejenak? Atau memanggil OB untuk menyeduhkan secangkir kopi?
Jawaban paling tepat adalah keduanya. Minum kopi lalu tidur siang sebentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.