JAKARTA, KOMPAS.com – Ada anak yang hanya batuk pada malam maupun pagi hari. Para orangtua pun menyangka mereka mengalami alergi dingin. Bernarkah demikian?
Dokter Spesialis Anak yang juga Ketua Unit Kerja Koordinasi Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia Budi Setiabudiawan mengatakan, sangat jarang anak yang alergi terhadap dingin.
Dalam sejumlah kasus yang sering ditemuinya, batuk-batuk pada anak tersebut ternyata disebabkan oleh tungau atau serangga kecil yang tidak terlihat yang biasanya ada pada debu-debu di rumah.
“Kalau gejalanya hanya malem dan pagi, lalu kejadiannya hanya di rumah. Ini kebanyakan penyebabnya adalah tungau,” kata Budi dalam rangka World Allergy Week yang digelar Morinaga di Jakarta, Jumat (17/4/2015).
Menurut Budi, hal ini bisa terjadi karena memang anak baru memasuki rumah pada sore hari. Sementara pada siang hari anak sering beraktivitas di luar rumah.
“Anak kan siang hari di luar rumah pas masuk ke rumah terpapar tungau sehingga semalaman terpapar ke tubuhnya. Tubuhnya akan bereaksi, mengeluarkan lenir, anak jadi batuk-batuk sehingga menyalahkan dingin,” terang Budi.
Sama halnya ketika kulit anak memerah setelah makan telur hingga ikan. Orangtua tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa anak mengalami alergi telur dan ikan. Bisa jadi ternyata ada tungau yang masuk ke tubuh bersama makanan. Menurut Budi, untuk memastikan alergi atau tidak sebaiknya diperiksakan ke dokter.
“Harus hati-hati, makan telur jadi merah, bisa jadi anak makan bersama tungau. Saat ke dokter, semua normal, ternyata karena tungau,” kata Budi.
Budi mengatakan, tungau biasanya menumpuk di karpet, sofa, hingga tempat tidur anak. Untuk itu, pastikan rumah beserta isinya selalu dibersihkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.