Rata-rata menopause terjadi pada usia 52 tahun, tetapi ada pula wanita yang mengalami perimenopause, yakni masa transisi yang terjadi di awal usia 40 tahunan atau pertengahan 30 tahunan.
Fase ini sangat dipengaruhi oleh perubahan hormon, utamanya hormon estrogen yang meningkat dan menurun secara tidak teratur. Mungkin tiba-tiba menstruasi Anda terlambat dan ketika dicek bukan tanda kehamilan. Ini merupakan tanda paling sering yang dialami di masa perimenopause.
Berikut 10 gejala perimenopause yang terjadi pada tubuh wanita menjelang ketidaksuburan permanen.
Menstruasi tidak teratur
Efek perubahan hormon mempengaruhi ovarium melepas sel telur dan ini bisa membuat menstruasi Anda lebih lama atau lebih pendek, bahkan tidak terjadi sama sekali dalam beberapa bulan. Ini bisa jadi merupakan tanda gejala awal atau terlambat akan perimenopause.
Tidak terjadinya menstruasi selama tiga bulan atau lebih ataupun menstruasi yang sangat banyak, biasanya dikaitkan dengan kelelahan atau napas pendek sebaiknya diperiksa dokter, terutama jika Anda berusia di bawah 40 tahun.
Kegerahan
Tiba-tiba merasa kepanasan dan berkeringat? Ini umum terjadi dalam perimenopause. Durasi dan intensitasnya dapat beragam sepanjang siang atau malam hari. Kondisi ini seringkali menjadi penyebab insomnia dan gangguan tidur pada wanita.
Serangan panas ini terjadi akibat fluktuasi hormonal dan bisa berbeda pada tiap wanita. Kondisi tersebut terjadi antara dua sampai lima belas tahun lamanya. Siasati dengan menggunakan pakaian yang nyaman, mengurangi kelebihan berat badan, membatasi alkohol, atau makanan panas, juga bisa mengurangi gejalanya.
Perubahan suasana hati
Walau Anda sebenarnya orang yang penyabar, namun di masa pramenopause bukan tidak mungkin Anda akan merasa mudah marah, emosi sesaat, atau cemas. Perubahan temperamen ini akibat hormon yang naik-turun.
Kurangnya kualitas tidur pun dapat berpengaruh dalam mudah berubahnya suasana hati. Karenanya, cobalah olahraga rutin dan pola makan sehat untuk memastikan tingkat gula darah Anda stabil karena dapat membantu mengatasi masalah ini.
Vagina kering
Perubahan hormon berarti dinding vagina mengalami pengurangan jumlah cairan yang diproduksi serta elastisitasnya. Beberapa wanita dapat merasa hal ini begitu tidak nyaman, namun banyak juga yang baru menyadarinya saat melakukan hubungan seksual.
Tak hanya itu, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk merasa terangsang juga meningkat seiring bertambahnya usia. Penggunaan pelumas vagina bisa menjadi pilihan dalam mengatasi masalah tersebut.
Infeksi kemih
Secara umum, wanita rentan terkena infeksi kemih karena anatominya. Namun risikonya akan meningkat saat perimenopause. Anda mungkin menyadarinya dari frekuensi buang air kecil dan adanya rasa sakit saat berkemih. Ini perlu pemeriksaan lebih lanjut dari ahli kesehatan.
Berkurangnya kemampuan menahan urine pun turut dialami oleh wanita, karena elastisitas otot-otot telah menurun. Siasati dengan rutin melakukan latihan dasar panggul. (Purwandini Sakti Pratiwi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.