Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/05/2015, 14:19 WIB
|
EditorLusia Kus Anna

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyakit lupus cukup sulit dideteksi karena gejalanya sering menyerupai penyakit lain. Gejala yang muncul antara satu pasien dan pasien lain juga berbeda-beda sehingga penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit seribu wajah.

"Memang tidak ada gejala khusus pada penyakit lupus. Lupus menyerang semua organ tubuh, dan banyak pasien lupus terserang organ vitalnya," ujar dokter spesialis penyakit dalam-konsultan hematologi dan onkologi medik, Zubairi Djoerban, di Jakarta, Kamis (6/5/2015).

Namun, pasien bisa melakukan saluri (sadari lupus sendiri) dengan memperhatikan banyaknya gejala yang pernah muncul pada pasien lupus. Gejala awal yang biasanya muncul adalah sakit pada persendian atau tulang, demam berkepanjangan atau panas tinggi bukan karena infeksi, sering merasa lelah, anemia, sakit di dada bila menghirup napas dalam-dalam, hingga gangguan ginjal seperti kebocoran ginjal, dan protein keluar banyak melalui urine.

Waspadai juga gejala yang muncul pada tubuh, seperti kulit sering sekali, ruam kemerahan, muncul bercak merah pada wajah yang berbentuk seperti kupu-kupu, rambut rontok, ujung jari bewarna kebiruan atau pucat, dan sariawan yang hilang timbul.

Gejala lainnya adalah sensitif terhadap sinar matahari, stroke, penurunan berat badan, kejang, hingga mengalami keguguran bagi wanita hamil. Gejala pada pasien lupus biasanya muncul lebih dari satu, dari ringan hingga berat.

"Jika ada beberapa gejala tersebut, periksa ke dokter spesialis penyakit dalam. Dokter dan perawat juga harus terampil diagnosis lupus. Kalau terlambat, bisa menyebabkan kematian," ungkap Zubairi, yang juga penasihat Yayasan Lupus Indonesia (YLI) itu.

Lupus merupakan penyakit autoimun yang menyerang semua organ tubuh. Manusia membentuk antibodi yang berguna untuk melindungi tubuh dari berbagai serangan virus, kuman, ataupun bakteri. Namun, pada pasien lupus, produksi antibodi tidak normal atau berlebihan.

Antibodi ini justru tak lagi berfungsi menyerang virus hingga bakteri dalam tubuh, tetapi menyerang sel dan jaringan tubuhnya sendiri. Penyebab lupus pun hingga kini belum diketahui secara pasti.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com