KOMPAS.com – Anda mungkin berpikir jerawat hanyalah masalah saat remaja atau saat usia 20-an. Akan tetapi, ternyata banyak para wanita berusia sekitar 40 tahun atau lebih dari itu yang masih berurusan dengan masalah jerawat.
Menurut sebuah studi oleh WhatClinic, 88 persen para spesialis perawatan kulit menemukan peningkatan orang dewasa yang melakukan perawatan karena noda di wajah, bintik-bintik, dan jerawat. Sebanyak 27 persen masalah jerawat disebabkan oleh stres dan ketidakseimbagan hormon. Kemudian 15 persen karena pola makan, dan 12 persen karena polusi.
Dokter Terry Loong, ahli hormonal dan alat kecantikan yang juga penulis The Hormonal Acne Solution mengungkapkan, ada banyak hal yang memicu Anda terus berjerawat. Apa saja?
Terlalu banyak makan manis: Salah satunya karena terlalu banyak makan manis atau tinggi gula. Terry menjelaskan, gula dapat meningkatkan produksi minyak dan peradangan sehingga munul jerawat di kulit.
Stres: Saat stres, terjadi peningkatan hormon kortisol yang dapat meningkatkan gula darah, peradangan, dan meningkatkan tekanan darah. Tak hanya itu, stres juga meningkatkan kerusakan pada sel kulit sehingga menyebabkan jerawat. Stres juga memengaruhi kesehatan usus, pencernaan, dan penyerapan nutrisi.
Alergi makanan: Alergi makanan tertentu karena genetik bisa memicu tumbuhnya jerawat, ruam di kulit, nyeri, hingga tidur terganggu. Alergi maupun sensitif pada makanan tertentu yang bisa memunculkan jerawat, di antaranya akibat konsumsi susu, kafein, alkohol, dan kacang
Polusi: Sering terpapar polusi asap kendaraan bermotor bisa menyebabkan peradangan, penyumbatan pori-pori sehingga meningkatkan risiko berjerawat.
Ketidakseimbangan hormon: Terjadi ketidakseimbangan hormon saat siklus menstruasi, kehamilan dan menopause juga berkaitan dengan munculnya jerawat. Wanita yang menderita sindrom ovarium polikistik atau gangguan hormonal juga menyebabkan timbulnya jerawat.
Obat: Konsumsi beberapa obat-obatan tertentu ternyata bisa memicu tumbuhnya jerawat. Obat-obatan tersebut di antaranya, jenis kortikosteroid, antikonvulsan, lithium, barbiturat, steroid androgenik, DHEA dan obat-obatan yang mengandung bromida atau iodide.
Kekurangan vitamin D: Kekurangan vitamin D juga dapat mempengaruhi keseimbangan hormon. Ketika Anda kekurangan vitamin D, maka akan terjadi masalah pada perbaikan kulit. Hal ini juga memicu produksi minyak berlebih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.