Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2015, 19:54 WIB

KOMPAS.com - Bicara soal kesehatan, salah satu kekhawatiran terbesar adalah terserang stroke. Tapi, bukankah ini hanya masalah kesehatan bagi mereka yang berusia tua? Sayangnyam tidak begitu.

Meskipun penyakit stroke sebagian besar diderita oleh orang-orang yang berusia 65 tahun atau lebih, sekitar 10% strokes dialami oleh mereka yang berusia di bawah 45 tahun dan wanita lebih berisiko dibanding pria.

Kenyataannya, menurut American Heart Association, setiap tahun ada lebih dari 100.000 wanita dibawah usia 65 tahun akan mendeita strokes. Artinya, Anda atau seseorang yang Anda kenal bisa berada di titik tersebut lebih cepat dari yang diperkirakan.

Ada beberapa alasan wanita cenderung berisiko lebih tinggi daripada pria. Meski merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes juga bisa memengaruhi kedua gender, beberapa faktor risiko ditakdirkan hanya untuk wanita, ungkap Andrew Stemer selaku Kepala Program Stroke di MedStar Georgetown University Hospital.

Kehamilan adalah salah satunya, terutama di trimester pertama dan dalam minggu-minggu masa pemulihan. Beberapa ada kaitannya dengan perubahan hormon. Dan jika Anda disarankan bed rest, ini dapat menyebabkan aliran darah di arteri menjadi lambat, yang akkan membuat Anda menjadi lebih rentan terhadap pembekuan.


Menggunakan kontrasepsi oral juga memungkinkan Anda terkena risiko stroke. Selain itu, wanita yang pernah mengalami migraine dengan aura (ketika sakita kepala bercampur dengan gejala neurologis, seperti ada kilauan di sudut mata) juga memiliki risiko stroke. “Semua hal tersebut terlihat seperti efek kumulatif penyebab meningkatnya risiko stroke pada wanita” ujar Stemer.

Jenis yang paling umum adalah stroke iskemik (mencapai sekitar 80 sampai 90% dari semua kasus), di mana terjadi kebekuan darah yang mencegah darah dan oksigen menjalar ke otak. “Dalam ruang lingkup stroke, mereka mengatakan bahwa “waktu adalah otak,” kata Stemer. Artinya, semakin lama Anda menunggu, semakin banyak waktu untuk kerusakan permanen yang akan terjadi.

Selain menjalankan gaya hidup sehat, pencegahan terbaik yang bisa Anda lakukan adalah mengenali gejala-gejala awal dan mendapatkan penanganan medis segera. Berikut adalah tanda-tandanya:

 

1. Merasa lemah atau mati rasa pada sisi tubuh.

Secara tiba-tiba Anda kehilangan kekuatan atau tidak mampu untuk merasakan sebagian sisi tubuh. Ini merupakan gejala paling umum dari stroke, terutama pada lengan dan kaki. Setengah sisi dari wajah anda juga akan menurun.

 

2. Gangguan ketika berbicara

Gejala ini muncul dalam beberapa bentuk. Anda mungkin berbicara cadel atau mengalami kesulitan untuk mengeluarkan kata-kata. Anda juga akan berusaha sekeras mungkin untuk memahami apa yang dikatakan oleh orang-orang disekitar. Stemer mencatat ada spektrum keparahan dari ringan hingga berat. Ketika kita mengalami dimana kita tidak bisa memikirkan sebuah kata atau berbicara dengan benar, “sebagian besar orang tau tubuh mereka cukup bisa untuk menerima kata-kata tertentu,” jelas Stemer.

 “Menurut saya jika seseorang ditandai dengan kesulitan berbicara, entah itu cadel ataupun tidak bisa berbicara sama sekali – contohnya memiliki kata-kata yang terselip di lidahnya, ini waktu yang tepat untuk mencari perawatan sesegera mungkin,” katanya. Pada dasarnya, jika itu terasa di luar dari biasanya, Anda harus mencari penanganan medis secepat mungkin.

 

3. Sakit kepala yang cukup parah

Ini lebih sering muncul pada stroke hemoragik yang terjadi ketika pipa di pembuluh darah pecah dan terjadi pendarahan di otak. Stroke hemoragik jauh lebih sedikit dibanding stroke iskemik, hanya sekitar 10% sampai 15% dari semua kasus stroke. Tapi, tingkat kematiannya lebih tinggi.

 

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau