Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/09/2015, 16:11 WIB
|
EditorBestari Kumala Dewi

KOMPAS.com - Perlukah kita minum susu atau menambah asupan kalsium? Penemuan studi yang dimuat di jurnal BMJ  makin meningkatkan skeptisisme mengenai perlu tidaknya orang dewasa mengonsumsi suplemen kalsium, agar terhindar dari osteoporosis dan risiko patah tulang.

Untuk orang dewasa, disarankan asupan harian 1.000 hingga 1.200 mg kalsium. Namun dua penelitian yang ditulis oleh tim peneliti Selandia Baru, menemukan sedikit bukti untuk mendukung saran asupan kalsium tersebut.

Keprihatinan mengenai asupan kalsium baru-baru ini mengemuka. Para peneliti studi tersebut mengatakan bahwa "pengurangan kecil pada patah tulang total tampaknya sebanding dengan risiko sedang dari efek samping minornya." Efek samping dari suplementasi kalsium tersebut mulai dari sembelit hingga komplikasi serius seperti masalah jantung dan pembuluh darah.

"Secara kolektif kedua hasil penelitian menyimpulkan bahwa dokter, organisasi penasihat dan pembuat kebijakan kesehatan seharusnya tidak merekomendasikan peningkatan asupan kalsium untuk pencegahan patah tulang, baik dari suplementasi kalsium atau pun dari asupan makanan," tulis para peneliti.

Dalam sebuah studi, peneliti melakukan review percobaan acak terkontrol yang melihat asupan ekstra kalsium pada wanita dan pria usia di atas 50 yang bermasalah dengan kepadatan mineral tulangnya. Peneliti menemukan peningkatan kepadatan mineral tulang sekitar 1-2 persen sampai lima tahun.Tetapi menurut peneliti peningkatan kepadatan tulang itu tidak dapat diartikan pengurangan berarti patah tulang secara klinis. Wanita pascamenopause kehilangan sekitar 1 persen kepadatan mineral tulang dalam satu tahun.

"Meningkatkan asupan kalsium dari sumber makanan atau lewat suplemen kalsium menghasilkan peningkatan non progresif kecil dalam kepadatan tulang yang tampaknya tidak mengurangi risiko patah tulang bermakna secara klinis," kata mereka.

Dalam studi tersebut peneliti melihat kaitan antara asupan kalsium dan risiko patah tulang lebih rendah. Studi tersebut bervariasi dalam kualitas namun para peneliti menemukan kurang bukti dalam mendukung pembuktian asupan kalsium mengurangi risiko patah tulang.

"Asupan kalsium dari makanan tak ada hubungannya dengan risiko patah tulang dan tak ada bukti percobaan klinis bahwa meningkatkan asupan kalsium dari makanan mencegah patah tulang. Bukti suplementasi kalsium mencegah patah tulang itu lemah dan tak konsisten," ujar mereka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber TIME.com
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+