Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Cara Menciptakan Komunikasi yang Baik dengan Dokter

Kompas.com - 03/12/2015, 19:29 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit tahunan Anda kambuh menjelang tengah malam.  Anda hanya bisa mengandalkan obat yang ada di rumah dan menunggu esok hari untuk ke dokter. 

Di sisi lain, ada beberapa orang  yang memiliki hubungan baik dengan dokter dan bisa mengirimkan pesan melalui ponsel mengenai apa yang terjadi.

Menurut penelitian, interaksi yang akrab seperti  cenderung membuat pasien memiliki derajat kesehatan yang lebih baik dibanding dengan pasien yang memiliki hubungan yang dingin dengan dokternya.

Penelitian ini  dilakukan oleh dokter di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan telah diterbitkan dalam jurnal PLoS One. Kesimpulan penelitian menyebutkan, jika hubungan dokter-pasien membaik, kesehatan pasien juga meningkat.

Menurut penjelasan  Rodney Tucker, MD, kepada bidang penelitian  University of Alabama Birmingham Health System yang terlibat langsung dengan penelitian, salah satu contoh yang diungkap oleh studi ini adalah pasien diabetes, ternyata lebih bisa mengontrol kadar gula darahnya ketika memiliki dokter yang bersikap empati.

Rasa empati ini bisa ditimbulkan oleh jalinan hubungan yang akrab antara kedua pihak. Hubungan yang akrab akan terjadi jika pasien dan dokter saling jujur dan terbuka, kata penulis penelitian, Helen Riess, MD, direktur program ilmu pengetahuan relasi dan empati di Mass General.

Jika Anda juga ingin memiliki hubungan yang erat dengan dokter supaya derajat kesehatan Anda juga meningkat, Anda bisa mempraktikkan cara-cara ini.


1.
Siapkan diri ketika memiliki janji temu dengan dokter.

Ini bukan hanya Anda harus datang tepat waktu, Anda juga harus membawa semua obat (obat bebas maupun obat resep) yang selama ini Anda konsumsi.

Bawa juga catatan yang berhubungan dengan kesehatan Anda, misalnya kapan terakhir Anda mendapat vaksin flu, obat apa saja yang membuat Anda alergi, keluhan kesehatan apa yang akhir-akhir ini Anda rasakan.

 

2. Prioritaskan masalah Anda.

Memang benar bahwa dokter sering terdesak waktu, tapi itu tidak berarti Anda harus memodifikasi kebutuhan Anda dengan waktu yang tersedia yang sangat sempit, kata James Tulsky, MD, kepala perawatan paliatif di Duke University School of Medicine.

Buatlah daftar hal-hal yang Anda ingin segera diatasi oleh dokter Anda. Bicarakan hal itu di awal pertemuan dan tanyakan ke dokter, mana yang bisa dicarikan solusinya pada hari itu dan mana yang hanya bisa ditangani di pertemuan Anda berikutnya.

 

3. Jangan hanya berbagi keluhan utama.

Anda mengalami nyeri saat menekuk lutut. Ya, itu hal yang harus Anda katakan kepada dokter. Tapi bukan itu saja. Ceritakan juga kapan Anda mulai mendapat rasa nyeri itu, apa yang menurut Anda menjadi penyebabnya dan jika Anda pernah mendengar tentang operasi lutut dan Anda pikir itu bisa jadi solusi, katakan juga kepada dokter dan minta pendapatnya.

 

4. Jangan tinggalkan dokter dengan benak yang masih penuh pertanyaan.

JIka Anda membiarkan diri Anda tetap tidak mengerti banyak hal setelah sesi konsultasi dengan dokter, jika terjadi hal-hal buruk, jangan salahkan dokter Anda.

Anda mungkin malu mengatakan bahwa Anda tidak mengerti instruksi yang tertulis di label satu jenis obat, tapi jangan jadikan hal itu sebagai penghalang komunikasi. Anda tidak mengerti, Anda tanyakan. Begitulah aturannya.

 

5. Catat hasil kunjungan Anda.

Seringkali ada terlalu banyak informasi untuk bisa diserap sekaligus selama pertemuan dengan dokter, terutama jika itu menyangkut penyakit yang sifatnya komplikasi atau penyakit berat. Supaya tidak lupa, Anda boleh mencatat apa yang dikatakan dokter atau meminta orang yang mendampingi Anda untuk mencatat dan mengajukan pertanyaan.

Pasien dengan penyakit berat, seringkali terlalu shock untuk bisa bertanya, di sinilah pentingnya ada pendampingan. Orang yang mendampingi bisa mewakili pasien, selain untuk mencatat dan bertanya, juga untuk membantu mengingatkan pesan dokter saat pasien sudah di rumah, kata David Longworth, MD, ketua Cleveland Clinic Medicine Institute.

 

6. Tanyakan bagaimana cara menghubungi dokter di luar jam reguler dalam kondisi mendesak.

Setiap dokter akan memiliki jam kerja dan preferensi waktu yang berbeda. Ada beberapa dokter yang memiliki waktu yang lebih fleksibel karena berpaktrik sendiri dengan beberapa partner dan ada yang harus mengikuti jam kerja yang ditentukan rumah sakit.

 Tanyakan kepada dokter Anda bagaimana jika ada kondisi medis yang mendesak, bisakah Anda menghubunginya langsung. JIka tidak, tanyakan apa opsi yang dia miliki untuk Anda agar bisa mengatasi krisis medis yang mungkin Anda alami dengan cepat dan tepat.

 

7. Jika ada ganjalan, katakanlah.

Dokter juga manusia yang memiliki kekurangan. Kadang, kekurangan itu membuat Anda kecewa. JIka Anda mengalami kekecewaan karena ada sesuatu yang menurut Anda tidak dilakukan secara maksimal oleh dokter Anda, katakan dengan jujur dan sopan.

"Kadang dokter hanya perlu diberitahu bahwa sarannya tidak bekerja seperti yang diharapkan dan mereka akan segera mencari solusi lain untuk memerbaiki hal tersebut," kata Tulsky.

Kebanyakan dokter punya jiwa ingin menjadi dan memberi yang terbaik dan arahan dari pasien sangat berguna untuk mencapai hal tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com