Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 29/01/2016, 18:57 WIB
|
EditorBestari Kumala Dewi

KOMPAS.com - Ibu hamil kini diminta untuk berpikir dua kali sebelum melakukan perjalanan ke negara-negara Amerika Latin dan Karibia demi memerangi peningkatan kasus Zika dan hubungannya dengan mikrosefali—suatu kondisi yang jarang, namun fatal karena menyebabkan otak bayi yang belum lahir menyusut.

Virus Zika kini dinyatakan telah menyebar luas di Amerika dengan jumlah orang yang terinfeksi antara 3-4 juta penduduk selama 12 bulan terakhir, kepala WHO mengatakan Kamis kemarin.

"Zika harus mendapatkan tingkat kewaspadaan yang tinggi," Dr. Margaret Chan, Direktur Jenderal WHO mengatakan kepada anggota dewan eksekutif organisasi lainnya.

Sebanyak 80% dari mereka yang terinfeksi virus Zika bahkan tidak merasa sakit dan sebagian besar memiliki gejala yang relatif ringan seperti demam, ruam, nyeri sendi atau mata merah. Tapi ada kekhawatiran besar tentang bahaya bagi ibu hamil dan bayi dalam kandungan.

Chan mengatakan, virus Zika sejalan dengan peningkatan tajam jumlah kelahiran bayi dengan kepala abnormal atau mikrosefali.

Dr Bruce Aylward dari WHO memperingatkan, tidak ada hubungan yang pasti antara Zika dan gangguan mikrosefali, tetapi hal ini tetap perlu menjadi perhatian. Sedangkan, Dr. Anne Schuchat  dari The Centers for Disease Control and Prevention mengatakan ada dugaan hubungan yang "kuat" antara Zika dan mikrosefali.

 

Apa itu mikrosefali?

“Bayi dengan mikrosefali memiliki otak dan tengkorak abnormal berukuran kecil untuk usia mereka, di dalam rahim hingga pada saat lahir, dengan berbagai tingkat kerusakan otak sebagai efeknya. Kondisi ini bisa disebabkan karena beberapa faktor: infeksi, virus, racun atau faktor genetik yang tidak diketahui,” Jean-Francois Delfraissy dari France's Inserm Medical Research Institute.


Apa konsekuensi bagi bayi?

“Dalam kasus-kasus serius, mikrosefali bisa menyebabkan kematian dini. Jika otak belum atau tidak berkembang, tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Di Polinesia Perancis (salah satu wilayah yang terkena dampak), cacat ini menyebabkan sebagian besar bayi lahir mati,” Andre Cabie, kepala bagian penanganan infeksi penyakit di University Hospital of Martinique.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+