Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Ginjal, Tak Bisa Kembali Normal tapi Bisa Diatasi

Kompas.com - 11/02/2016, 09:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sama seperti hati, jantung, dan paru, ginjal juga merupakan salah satu organ vital tubuh manusia. Fungsi ginjal sangat kompleks, yang utama adalah sebagai pembersih darah dari racun-racun hasil metabolisme tubuh dengan filtrasi dan mengeluarkannya melalui urin.

Selain itu, ginjal juga bertanggung jawab memelihara keseimbangan dan keasaman cairan tubuh, keseimbangan elektrolit,menghasilkan hormon untuk pembentukan sel-sel darah merah dan pengaturan tekanan darah dan metabolism tulang. Sehingga, ketika fungsi ginjal terganggu, banyak proses di dalam tubuh yang ikut terhambat.

Sayangnya, penyakit ginjal tidak memiliki gejala khusus di tahap awal. Sehingga, tak jarang ketika ditemukan sudah gagal ginjal tahap akhir.

Menurut Dokter spesialis penyakit dalam Tunggul D. Situmorang, SpPD, salah satu tanda awal dari gagal ginjal adalah proteinuria, yaitu adanya protein di urin secara berlebihan.

“Biasanya urinnya berbuih. Ini menjadi faktor risiko percepatan hilangnya fungsi ginjal. Kalau gejala lain seperti sakit pinggang, belum dapat dipastikan bahwa itu penyakit ginjal. Karena kan memang tidak semua sakit pinggang berarti sakit ginjal dan tidak semua sakit ginjal dengan sakit pinggang,” jelasnya saat temu media di Jakarta beberpa waktu lalu.

Di waktu yang sama, dokter sepesialis penyakit dalam dan juga ketua umum PB PERNEFRI, dr. Dharmeizar mengatakan, jika sudah masuk stage 1 gagal ginjal akan terus melaju hingga stage 5. Yang bisa dilakukan adalah memperlambat perjalanannya.

“Karena itulah, biasanya dokter sangat menjaga agar pasiennya tidak sampai masuk stage 1. Dokter akan memantau ketat pasien yang berisiko tinggi, seperti penderita diabetes, penderita hipertensi, riwayat stroke di dalam keluarga, riwayat jantung di dalam keluarga. Semua harus dikontrol, tekanan darah, gula darah, dan sebagainya,” ungkapnya.

Jika sudah terlanjur gagal ginjal kronik, ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk memperlambat perjalanannya, yaitu dengan mengatur asupan diet. Asupan protein akan sangat disesuaikan dengan berat badan, penyakit dasar dikontrol secara ketat, baik itu hipertensi maupun diabetes, mencari faktor risiko lain seperti kolesterol, asam urat, atau adanya infeksi yang memengaruhi ginjal.

Meski banyak orang yang baru mengetahui kondisinya setelah fase gagal ginjal tahap akhir, dokter Tunggul meyakinkan bahwa penyakit ini bisa diatasi, meski tidak mungkin kembali normal.

Ada tiga terapi pengganti ginjal yang bisa dilakukan, yaitu hemodialysis (cuci darah melalui mesin), peritoneal dialysis (cuci darah emlalui perut), atau transplantasi (cangkok ginjal). Ketiga terapi ini terintegrasi dan saling melengkapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau