KOMPAS.com - Dalam dunia yang disesaki informasi, memang sulit menyembunyikan berita utama dari anak-anak. Demikian juga halnya berita seputar kejahatan seksual yang beberapa waktu terakhir ini marak diberitakan di berbagai media.
Anak-anak pun terpapar oleh berita kekerasan seksual. Bagaimana menjelaskannya kepada anak-anak peristiwa tersebut?
Menurut psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, jika anak-anak sudah terlanjur mengetahui berita tersebut dan menanyakannya, sebagai orangtua kita wajib menjelaskannya agar mereka mendapat jawaban yang tepat dan tidak terus penasaran.
"Bila anak bertanya tentang pemerkosaan atau pencabulan, tanya balik ke anak, 'menurut kamu apa?', atau 'kamu dengar dari mana?', atau 'kenapa kamu tanyakan itu?," kata psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia ini.
Orangtua juga sebaiknya tetap bersikap tenang dan santai saat berkomunikasi dengan anak. "Sikap ini penting ditunjukkan oleh orangtua saat berbincang dengan anaknya agar anak merasa diterima, nyaman untuk bicara, dan tidak kapok untuk bertanya lagi," ujarnya.
Vera melanjutkan, dari jawaban-jawaban anak, orangtua bisa mengetahui sejauh apa anak mengetahui berita tersebut dan kata apa yang digunakan anak. "Dari sini bisa menjadi bahan untuk jawaban kita ke anak," katanya.
Untuk menjelaskan arti kata pemerkosaan, menurut Vera, orangtua bisa mengatakan bahwa itu merupakan hubungan suami istri yang dipaksakan. "Tentu sebelumnya anak dijelaskan dulu apa itu hubungan suami istri. Jelaskan pula kalau ini merupakan tindakan kriminal. Jadikan momen ini untuk memberikan pendidikan seks bagi anak," paparnya.
Kekerasan seksual juga bisa dijelaskan sebagai perbuatan menyakiti bagian tubuh pribadi seseorang. Jelaskan bagian mana saja bagian pribadi itu. Kesempatan ini juga bisa mengingatkan kembali pada anak untuk melindungi bagian tubuhnya yang privat.
Meski anak tidak bertanya, menurut Vera, tak ada salahnya orangtua menjelaskan kepada anak tentang kejadian yang sedang ramai. Terutama jika orangtua curiga anaknya sudah mendengar kasus yang menghebohkan. "Apalagi jika anak sudah memakai handphone yang membuat akses informasi menjadi semakin mudah," katanya.