KOMPAS.com - GERD singkatan dari Gastroesophageal reflux disease atau penyakit saluran pencernaan yang terjadi ketika asam lambung naik ke esofagus (refluks). Akibatnya, penderita bisa mual dan muntah. Asam lambung yang naik juga bisa mengiritasi esofagus dan menimbulkan rasa panas di dada (heartburn) dan leher.
Makanan yang memicu munculnya GERD bervariasi pada tiap orang. Tapi, ada beberapa strategi yang dapat Anda coba untuk mengurangi atau menyingkirkan kambuhnya GERD, seperti saran-saran di bawah ini.
Perhatikan Kualitas Tidur Anda
Sebuah tinjauan dari 100 studi ilmiah, melihat ada hubungan antara gaya hidup dengan gejala refluks. Salah satunya adalah cara tidur.
Bagaimana Anda tidur adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mengontrol gejala refluks lebih daripada modifikasi pola makan. Tidur dengan kepala tempat tidur ditinggikan (atau tubuh Anda sedikit disangga bantal) akan mengurangi kekambuhan gejala GERD.
Menurunkan berat badan
Berat badan yang berlebihan, mengganggu banyak sistem keseimbangan di dalam tubuh Anda, yang mengarah ke masalah kesehatan, baik kecil ataupun besar, termasuk gangguan refluks.
Jika Anda memilih untuk menurunkan berat badan melalui diet karbohidrat, ada satu studi yang menunjukkan, bahwa enam hari setelah melakukan diet ini, penderita sudah akan merasakan manfaatnya.
Makan dalam porsi kecil
Makan dalam porsi besar akan menyebabkan perut Anda lebih meregang. Ini memberikan beban tambahan pada otot yang menghubungkan perut ke kerongkongan (LES). Walhasil, kemungkinan munculnya gejala akan meningkat. Makanlah 3-4 kali dengan porsi lebih kecil dan merata setiap hari.
Pedoman ini sangat penting, karena makan tiga kali makan porsi kecil dan satu kali makan besar tidak akan menguntungkan Anda.
Komsumsi D-lemonene
Ditemukan dalam minyak yang diekstrak dari kulit jeruk atau lemon, D-lemonene adalah antioksidan kuat yang dapat digunakan untuk mengobati refluks.
Untuk mendapatkan dosis yang efektif, Anda membutuhkan suplemen karena senyawa ini hanya ada dalam jumlah kecil di kulit jeruk. Sebuah studi menemukan, setelah mengonsumsi 1.000 mg D-lemonene selama dua minggu, 89 persen dari peserta penelitian dinyatakan bebas dari gejala refluks.
Kunyah permen karet non-pepermint
Permen karet menyebabkan mulut memroduksi lebih banyak air liur, yang dapat membantu menetralkan dan menyeimbangkan pH lambung. Tetapi, Anda harus menghindari permen rasa peppermint.
Sebuah studi 2007 yang diterbitkan dalam jurnal Gastroenterology menemukan, bahwa peppermint dapat mengurangi kekuatan kontraksi otot LES. Padahal, otot perlu berkontraksi sehingga asam lambung tidak naik ke kerongkongan Anda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.